Lectio Divina 20.05.2023 – Mintalah pada Bapa-Nya

0
169 views
Seorang pertapa sedang berdoa, by Guilio Carpioni, 1660

Sabtu. Pekan Paskah VI (P)

  • Kis. 18:23-28
  • Mzm. 47:2-3.8-9.10
  • Yoh. 16:23b-28

Lectio

23b Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. 24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. 26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,

27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. 28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.”

MeditatioExegese 

Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku

Sabda Yesus menyingkapkan bahwa Ia menjamin para murid dapat berhubungan langsung dengan Bapa. Yesus langsung menghubungkan Bapa dengan para murid-Nya. Yesus menjadi pengantara antara murid dengan Bapa.

Yesus menyatukan para murid dengan diri-Nya dan dalam persekutuan dengan-Nya mereka menyampaikan permohonan yang mereka perlukan. Para murid yakin bahwa Yesus tidak memisahkan mereka dari Bapa, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” (Yoh. 16:23).

Dalam persatuan dengan-Nya, doa dan permohonan menjadi penuh makna. Doa dan permohonan kepada Bapa selalu harus dipersatukan dengan Yesus Kristus, karena Ia selalu mengasihi dan memberikan seluruh hidup-Nya bagi manusia (Yoh. 10:10).

Doa selalu didengarkan bila dipersembahkan kepada Bapa, dalam Yesus, dalam persatuan dengan-Nya (Yoh. 14:13; 16:23).

Sampai sekarang para murid belum meminta sesuatupun dalam nama Yesus, tetapi mereka dapat memohon setelah Ia dipermuliakan (Yoh. 14:13). Mereka memohon ketika menerima Roh Kudus yang akan menerangi mereka secara penuh tentang Yesus seutuhnya (Yoh. 4:26; 15:26).

Saat itu, mereka bersatu dengan-Nya. Mereka, sebagai milik Yesus akan menyampaikan permohonan dan menerima anugerah dalam sukacita penuh. 

Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu

Tiap pribadi yang mengimani Yesus dipersatukan dalam relasi antara Anak dengan Bapa. Dalam relasi yang dijalin Roh Kudus ini Yesus mempersembahkan seluruh permohonan dan doa kepada Bapa (Yoh. 16:26).

Ungkapan εν εκεινη τη ημερα, en ekeine te hemera,  pada hari itu  bermakna saat/hari ketika Ia mendatangi milik-Nya sendiri dan menghembusi mereka dengan Roh Kudus (Yoh. 20:19.22). Inilah saat para murid menyadari bahwa relasi antara Yesus dengan Bapa menyebabkan mereka akan didengarkan oleh Bapa.  

Maka, tak perlulah bagi Yesus untuk campur tangan dalam relasi antara Bapa dengan para murid yang berdoa dan memohon atas namaNya; juga bukan karena pengantaraan telah dilakukan-Nya.

Tetapi para murid, setelah percaya bahwa Sang Sabda telah menjadi manusia dan disatukan dengan diri-Nya sendiri, dikasihi Bapa seperti Ia mengasihi Putera-Nya (Yoh. 17:23.26). Dalam Yesus para murid mengalami perjumpaan langsung dengan Bapa. Perjumpaan dengan Bapa semestinya menjadi suka cita.

Bapa sendiri mengasihi kamu

Berdoa berarti menghadap Bapa melalui Yesus. Berdoa juga bermakna menyapa Bapa dalam nama Yesus. Sabda-Nya, “Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.” (Yoh. 16:26-27).

Kasih Allah pada para murid dibangun di atas landasan ketaatan iman ‘milik-Nya sendiri’ pada Yesus. Dengan kata lain, mereka mengakui Yesus merupakan anugerah yang diberikan Bapa pada mereka.

Setelah Ia menyatukan para murid dengan diri-Nya sendiri, Yesus seperti mundur dari peran-Nya sebagai pengantara. Ia membiarkan hanya Bapa yang memerengkuh dan memperhatikan tiap pribadi.

Sabda-Nya (Yoh. 16:24), “Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”, Petite et accipietis, ut gaudium vestrum sit plenum.

Karena dipersatukan dalam relasi dengan Bapa dalam kesatuan dengan Yesus, sukacita menjadi penuh dan doa menjadi sempurna. Allah hanya menawarkan kasih kepada dunia.

Maka, tiap murid-Nya perlu menanggapi dengan layak jika ia sungguh mengasihi Dia. Kasih menjadi sia-sia jika kasih itu hanya bertepuk sebelah tangan.

Manusia selalu hidup dalam lorong kegelapan, jika ia tidak menanggapi dan menerima kasih-Nya. Diharapkan-Nya para murid selalu menanggapi kasih Bapa dan mempercayakan diri pada-Nya tanpa syarat.

Maka, doa dan permohonan menjadi sarana relasi kasih. Apabila membandingkan sejarah doa manusia  dengan doa Yesus, perlu diperhatikan: kerinduan-Nya pada Bapa (misal: Mrk. 1:35; Luk. 6:12), kecemasan (misal: Mat. 26:42.44; Mrk. 14:35; Luk. 22:44), putus asa (Mrk. 15:34), dan penyerahan diri pada Allah (Luk. 23:46)

Katekese

Memanjatkan doa dalam nama Yesus. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444 :

“Yesus mendesak para murid untuk mencari anugerah rohani. Dan, pada saat yang sama, Ia menganugerahkan pada mereka keyakinan bahwa, jika mereka menyampaikan permohonan, mereka tidak akan gagal dalam memohon.

Ia menambahkan kata Amin, agar Ia dapat menjamin kepercayaan mereka bahwa jika mereka memohon kepada Bapa, permohonan mereka akan dikabulkan.

Ia bertindak sebagai pengantara mereka dan menjadikan permohoan mereka diketahui Bapa, dan, karena bersatu dengan Bapa, permohonan itu dikabulkan. Karena inilah apa yang Ia maksud saat bersabda, “dalam nama-Ku”.

Karena tidak ada jalan apapun untuk menjadi dekat dengan Allah Bapa, kecuali melalui Putera. Karena melalui Dialah kita dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa (Ef. 2:18). Maka, Ia bersabda, “Akulah pintu. 

“Akulah jalan. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 10:7; 14:6). Karena Putera adalah Allah, Ia yang bersatu dengan Bapa menyediakan segala yang baik bagi umat yang disucikan-Nya. Dan kita berjumpa dengan Dia yang begitu murah hati menganugerahkan seluruh harta milik-Nya bagi kita…

Mari kita melambungkan doa dalam nama Kristus. Karena dengan cara ini, Bapa segera mendengarkan permohonan dan menganugerahkan rahmat-Nya pada mereka yang mencari-Nya. Sehingga mereka menerima anugerah-Nya dengan sukacita.” (Commentary On The Gospel Of John 11.2)

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah hatiku dengan rasa syukur atas berkatmu yang tak terbatas dan tariklah aku agar semakin dekat dengan tahta ramah dan belas kasih-Mu. Anugerahilah aku iman dan keberanian untuk berdoa dan bertindak untuk melakukan kehendakMu di sini, di bumi. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan agar aku selalu datang pada Bapa dengan kasih meluap-luap dan menjadi pendengar Sang Sabda?”

ipse enim Pater amat vos, quia vos me amastis et credidistis quia ego a Deo exivi – Ioannem 16:27

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here