Home BERITA Lectio Divina 27.07.2020 – Dari Yang Terkecil dan Terlemah

Lectio Divina 27.07.2020 – Dari Yang Terkecil dan Terlemah

0
Ilustrasi -Dari Yang Terkecil Dan Terlemah cleanpng

Senin (H)

  • Yer. 13:1-11
  • MT Ul. 32:18-19,20,21
  • Mat. 13:31-35

Lectio

31  Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan yang lain kepada mereka, kata-Nya, “Kerajaan Surga itu seperti biji sesawi  yang diambil orang dan ditaburkan di ladangnya. 32 Biji itu adalah yang terkecil dari semua jenis benih, tetapi ketika tumbuh, ia lebih besar dari semua jenis sayuran, bahkan menjadi pohon sehingga burung-burung di langit datang dan bersarang di cabang-cabangnya.”

33 Kemudian Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang lain kepada mereka, “Kerajaan Surga itu seperti ragi, yang oleh seorang perempuan diambil dan dimasukkan ke dalam adonan tepung terigu sebanyak tiga sukat sampai seluruh adonan itu tercampur ragi.

34 Semua hal ini Yesus katakan kepada orang banyak dalam perumpamaan-perumpamaan, dan Ia tidak berbicara kepada mereka tanpa perumpamaan. 35 Dengan demikian, tergenapilah apa yang disampaikan melalui nabi, “Aku akan membuka mulutku dalam perumpamaan-perumpamaan, Aku akan mengucapkan hal-hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”  

Meditatio-Exegese

Biji itu adalah yang terkecil dari semua jenis benih

Belajar dari dunia pertanian, Yesus membentangkan perumpamaan tentang sebiji benih mostar-sesawi untuk mendeskripkan cara kerja Kerajaan-Nya. Benih mostar adalah benih terkecil, tetapi ketika tumbuh benih itu berubah menjadi pohon terbesar. Pohon itu, kemudian, menarik semua burung untuk bersarang dan mendapatkan hidup darinya.

Nubuat Nabi Yehezkiel menyingkapkan bahwa Allah akan mememetik ranting kecil pohon aras dan menanamnya di gunung-gunung Israel. Ranting kecil ini “akan menghasilkan cabang-cabang, dan menghasilkan buah, dan menjadi pohon aras yang baik.  Dalam bayangan cabang-cabangnya, semua jenis burung akan bersarang .

Semua pohon di ladang akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Aku merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat kering pohon yang hijau, dan membuat pohon yang kering bersemi. Akulah TUHAN.” (Yeh 17: 22-24).  

Demikian halnya dengan Kerajaan Allah, benih sabdaNya, yang tumbuh di hati tiap perempuan dan laki-laki, ia akan tumbuh dengan cara tak terlihat, makin lama makin besar.

Jangkauan pertumbuhannya menjadi seluas dunia,  dimulai dari Yerusalem hingga ke ujung-ujung bumi (bdk. Mrk. 16:20; Kis. 1:8).

Sabda-Nya (Mat. 13:32), ”Biji itu adalah yang terkecil dari semua jenis benih, tetapi ketika tumbuh, ia lebih besar dari semua jenis sayuran, bahkan menjadi pohon sehingga burung-burung di langit datang dan bersarang di cabang-cabangnya.” Quod minimum quidem est omnibus seminibus; cum autem creverit, maius est holeribus et fit arbor, ita ut volucres caeli veniant et habitent in ramis eius.

Pohon yang berasal dari biji yang kecil harus memiliki akar tunggang yang kuat menghujam ke dalam tanah. Akar yang kuat menopang batang, ranting dan daun.

Di samping itu, akar serabut selalu mencari sumber makanan yang menjamin kelangsungan hidup seluruh pohon. Semua yang di dalam tanah dan menopang pohon yang di atas tak tampak, tetapi menopang yang menjadi tempat bernaung makhluk hidup lain.

Setiap murid Tuhan diundang untuk menjadikan Kristus sebagai sumber hidup dan menancapkan akar hidupnya sendiri pada-Nya, karena Ia adalah Sang Hidup (Yoh 14:6).

Nabi Yeremia melukiskan, “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yer 17:8).

Sebaliknya, yang tidak menjadikan Yesus sebagai sumber hidupnya akan mengalami kematian, karena “akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.” (Yes. 5:24) 

Ragi yang diambil dan dimasukkan ke dalam adonan tepung terigu sebanyak tiga sukat

Ragi juga merupakan bahan kecil, tetapi memiliki daya ubah yang luar biasa. Dalam tradisi Kitab Suci ragi sering dimaknai sebagai lambang dosa (Kel 12:15, 19; 13:7; Mat 16:6; 1 Kor 5:6-8). Masa penyimpanannya pun di batasi di tiap rumah tangga Israel, “Tidak boleh ada ragi di rumah mana pun di negerimu selama tujuh hari.” (Ul 16:4).

Tetapi Yesus menggunakan ragi untuk menyingkapkan Kerajaan Allah. Ragi yang dimasukkan ke dalam adonan tepung terigu sebanyak 3 sukat mampu mengubah adonan yang kecil menjadi roti yang cukup untuk dimakan 100 orang. Angka tiga menjadi lambang kesempurnaan.

Kerajaan Allah bekerja seperti benih mostar dan ragi, kecil, tumbuh, berkembang dan menjangkau segala bangsa. Ia mengubah hati yang membatu menjadi hati yang lembut, kebencian menjadi damai, kesedihan menjadi suka cita, keputus asaan menjadi harapan. Perubahan itu terjadi karena Yesus menawarkan daya kuasa Roh Kudus. Ia tinggal di dalam diri kita.

Santo Paulus menulis (2Kor. 4:7) ”Karena harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat  supaya kelimpahan kuasa itu berasal dari Allah dan bukan dari diri kami sendiri” , habemus autem thesaurum istum in vasis fictilibus ut sublimitas sit virtutis Dei et non ex nobis.

Katekese

Benih yang kecil menghasilkan pohon yang besar. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407:

“Ia menyajikan perumpamaan dari tumbuhan ini, yang sangat mirip dengan Kerajaan Surga. Tentu, benih itu merupakan ‘terkecil dari semua jenis benih, tetapi ketika tumbuh, ia lebih besar dari semua jenis sayuran, bahkan menjadi pohon sehingga burung-burung di langit datang dan bersarang di cabang-cabangnya’. Maka Ia bermaksud menetapkan tanda yang pasti akan kebesarannya.

“Demikianlah hal ini juga terjadi pada Injil,” sabda-Nya, karena para murid-Nya adalah yang terlemah dari semua dan terkecil dari semua. Namun, karena kuasa besar yang ada pada mereka, benih itu telah tumbuh dan berkembang di segala penjuru dunia” (dikutip dari The Gospel of Matthew, Homily 46.2)

Oratio-Missio

  • Tuhan, penuhilah hatiku dengan Roh Kudus dan ubahlah diriku agar menjadi kudus. Kobarkanlah hatiku untuk bekerja sekuat-kuatnya demi KerajaanMu dan hidup kudus seperti kehendakMu. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menumbuh kembangkan benih iman yang ditabur dalam hatiku?

Quod minimum quidem est omnibus seminibus; cum autem creverit, maius est holeribus et fit arbor, ita ut volucres caeli veniant et habitent in ramis eius – Mattaeum 13:32

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version