Rabu. Pekan Biasa XXX (H)
- Rm. 8:28-30
- Mzm. 13:4-5.6
- Luk. 13:22-30
Lectio
22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”
24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata:
Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan. 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan keluar.
29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.”
Meditatio-Exegese
Yesus berjalan keliling, mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem
Beralih dari Galilea, Santo Lukas megisahkan Yesus memulai perjalanan dan mengarahkan pandanganNya ke Yerusalem. Inilah kota yang menjadi tujuan kepergianNya, εξοδον, exodon, bentuk akusatif dari exodos, seperti dibicarakan-Nya bersama Musa dan Elia (Luk. 9:31).
Santo Lukas mengisahkan perjalanan dan pelayanan publik Yesus mulai dari Luk. 9:51 hingga Luk. 19:28. Selama kisah itu, pembaca selalu diingatkan akan tujuan kepergian-Nya (Luk. 9:51.53.57; 10:1.38; 11:1; 13: 22.33; 14:25; 17:11; 18:31.37; 19:1.11.28).
Santo Lukas hanya menyebut tempat berangkat (Luk 9:51), di tengah perjalanan (Luk 17:11) dan, akhir perjalananNya (Luk 18: 35; 19: 1). Dengan cara ini, para pembaca diajak untuk terus bergerak, tidak berhenti.
Tempat yang dilewati tidak pernah pasti, kecuali tujuan : Yerusalem. Di sanalah, exodus, Sengsara, Wafat dan Kebangkitan.
Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?
Selama perjalanan banyak sekali hal terjadi : berita pembantaian dan kecelakaan (Luk 13:1-5), perumpamaan (Luk 13:6-9; 18-21), perbantahan (Luk 13:10-13). Dan sekarang, timbul pertanyaan tentang keselamatan (Luk 13:23), “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”, Domine, pauci sunt, qui salvantur?
Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu
Kata perintah yang digunakan Santo Lukas : αγωνιζεσθε, agonizesthe, dari kata kerja agonizomai,yang berarti: bertanding dalam perlombaan atletik, berjuang, bergumul. Kepada si penanya, Yesus bersabda (Luk 13:24), “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!”, Contendite intrare per angustam portam.
Paulus menggunakan kata ini, “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar.” (1Tim. 6:12; 2Tim. 4:7) dan “Epafras … yang selalu bergumul dalam doanya” (Kol. 4:12).
Dalam Khotbah di Bukit, Yesus menyingkapkan Kerajaan Allah memiliki 8 jenis pintu masuk: (1) orang yang miskin di hadapan Allah; (2) orang yang berduka cita; (3) orang yang lemah lembut; (4) orang yang lapar dan haus akan kebenaran.
Kemudian, (5) orang yang murah hati; (6) orang yang suci hatinya; (7) orang yang membawa damai; dan (8) orang yang dianiaya (Mat 5:3-10).
Sedangkan SantoLukas meringkas hanya menjadi empat : (a) yang miskin; (b) yang lapar; (c) yang menangis; dan (d) yang dibenci karena Anak Manusia (Luk 6: 20-22). Hanya mereka sajalah yang pantas memasuki pintu sempit untuk ambil bagian dalam pesta di Kerajaan Allah.
Dan pintu itu adalah Yesus sendiri (Yoh 10:7.9), “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”. Ego sum ostium; per me, si quis introierit, salvabitur et ingredietur et egredietur et pascua inveniet.
Kepada mereka yang menolak Kerajaan Allah, walau mendengarkan dan memahami Sabda Bahagia, Yesus, Sang Tuan rumah, berkata (Luk. 13:27), “Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”, Nescio vos unde sitis; discedite a me, omnes operarii iniquitatis.
Katekese
Masuk pintu yang sempit. Santo Cyrilus dariAlexandria, 376-444:
“Lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan.” Apa yang harus kita pahami tentang lebarnya pintu dan luasnya jalan?… Orang yang tegar tengkuk dan berkepala batu pasti tidak mau menundukkan kepada pada kuk Hukum [perintah-perintah Allah].
Hidup ini telah dikutuk dan merasa nyaman dengan seluruh sikap acuh tak acuh. Kesombongan timbul dari sikap suka menambah-tambahkan peraturan manusia pada hukum ilahi dan pengabaian terhadap ketetapan Tuhan, pemujaan pada kekayaan bendawi, kejahatan, merendahkan, sombong dan miskin gagasan.
Mereka yang hendak masuk pintu yang sempit harus menghindarkan diri dari semua hal itu, setia pada Kristus dan mempersiapkan diri menyongsong perjamuan bersama-Nya.” (Commentary On Luke, Homily 99)
Oratio-Missio
Tuhan, semoga aku tidak pernah ragu akan kehadiran-Mu yang selalu membimbingku. Semoga dengan anugerah Roh Kudus-Mu aku selalu memiliki keberanian yang cukup dan kesetiaan iman untuk selalu mewartakan kebenaran di lingkunganku. Dan kuatkanlah tekadku untuk selalu mengantar sesamaku menuju keselamatan kekal. Amin.
- Apa yang perlu aku lakukan agar aku diselamatkan?
Ipse autem dixit ad illos, “Contendite intrare per angustam portam.” – Lucam 13: 24