Lectio Divina 31.08.2021 – Yesus Berkuasa dan Berwibawa

0
363 views
Diam, keluarlah darinya by Vatican News

Selasa. Pekan Biasa XXII (H)

  • 1Tes. 5:1-6.9-11
  • Mzm. 27:1.4.13-14
  • Luk. 4:31-37

Lectio

31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. 32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. 33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:

34 “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” 35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini. Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.” 37 Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

Meditatio-Exegese

Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa

Ditolak oleh orang sedesa-Nya, Yesus meninggalkan Nazaret menuju Kapernaum. Kapermaum terletak di jalur perdagangan internasional yang merentang dari Mesir ke Babilonia.

Kota yang terletak di barat laut Danau Genesaret diperlengkapi dengan pos penarikan pajak dan bea untuk para saudagar yang melintas di sepanjang jalur niaga. Kota itu juga dijaga satu garnisun tentara Romawi untuk menjaga keamanan.

Kapernaum mengolah ikan untuk dijadikan komoditi perdagangan dan membuat batu kilangan dan batu giling buah zaitun. Industri ini membuat Kapernaum makmur (David Padfield, 2017. www.padfield.com).

Karena letak yang strategis di jalaur perdangan interneasional, popularitas Yesus cepat menyebar ke penjuru Siria, dan “dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.” (Mat. 4:23-25).

Seperti biasa Yesus mengajar di sinagoga, yang dibangun karena kebaikan hati orang asing, perwira Romawi yang bersimpati pada agama Yahudi (Luk. 7:1-5). Barangkali pemimpin sinagoga menunjuk atau mengundang Yesus untuk tampil dan mengajarkan Kitab Suci.

Santo Lukas menggunakan kata  διδασκω, didasko, mengajar. Kata ini bermakna lebih luas dari dari kata κηρυγμα, kerugma, mewartakan tentang keselamatan (bdk. Luk. 11:32).

Yesus pasti membacakan, menerangkan, mengajak orang untuk terlibat dalam tugas perutusan-Nya yang berpijak pada Yes. 61:1-2. Melalui nubuat nabi besar itu, Yesus mengumumkan tugas perutusan-Nya : mewartakan Kabar Suka Cita bagi kaum miskin; mewartakan pembasan bagi kaum tawanan; membuka mata orang buta; membebaskan para tawanan; dan mewartakan ‘Tahun Rahmat Tuhan’ telah datang.

Berbeda dengan orang Nazaret, pendengar Yesus di sinagoga takjub dan percaya. Mereka menerima Yesus, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. 

Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444, bersaksi bahwa sabda Yesus mampu menyembuhkan penyakit dan mengusir setan karena Ia adalah Sabda Allah Bapa yang hidup dan kuat (Yoh. 1:14; Ibr. 4:12): “Para hadirin, saksi perbuatan-Nya, takjub atas kuasa sabda-Nya.

Ia membuat mukjizat, tanpa menengadah untuk berdoa, tidak meminta kuasa dari orang lain untuk melakukannya. Karena Ia adalah Sabda Allah Bapa yang hidup dan kuat, melalui-Nya segala sesuatu diciptakan, dalam Dia segala sesuatu ada, dalam Dia setan dihancurkan dan mulut busuk roh jahat dibungkam.” (dikutip dari Commentary On Luke, Homily 12).

Diam, keluarlah dari padanya!

Yesus sadar akan kuasa setan. Kuasa itu selalu menghalangi-Nya melaksanakan kehendak Bapa. Cara yang dipakai oleh si jahat adalah cara yang sangat lembut, halus, tetapi menjebak. Dan siapa pun yang terjerat tidak akan mampu melepaskan diri darinya. Roh jahat itu mengaku mengenal Dia.

Ia berusaha menyakinkan pendengarnya di sinagoga bahwa Yesus adalah Mesias, tokoh yang hebat dan dinantikan. Setan berusaha menggagalkan tugas pengutusan-Nya (Luk. 4:34), ”Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”, Scio te qui sis: Sanctus Dei.

Tanpa buang waktu Yesus menolak omongan setan. Ia tahu dari mulut mereka selalu keluar kepalsuan atau kebohongan atau pengalihan issue atau hoax, dalam istilah kekinian.

Kuasa jahat merasuki banyak orang. Kuasa itu mengasingkan dari pergaulan dengan komunitas yang menopang hidup mereka. Maka, Yesus mengusir dan mengalahkan mereka (Luk. 4:35), ”Diam, keluarlah dari padanya.”, Obmutesce et exi ab illo!

Yesus memulihkan orang-orang itu untuk menjadi diri mereka sendiri. Ia memulihkan hidup mereka agar mampu bertindak sesuai dengan nurani dan kemerdekaan-Nya.

Hari ini banyak orang juga terasing dari diri sendiri, karena ketergantungan pada sarana-sarana buatan; menjadi budak konsumerisme dan materialisme; menjadi pengikut setia propaganda, ajaran sesat; atau melilitkan diri pada pola hidup penuh hutang dan jerat rentenir; bahkan, menjadi hamba atas pelbagai macam ketergantungan pada obat atau kenikmatan tak teratur.

Tidak mudah untuk membantu melepaskan dari seluruh jerat itu. Upaya pelapasan diri selalu dimulai dari pribadi yang bersangkutan.

Katekese

Penciptaan baru dimulai pda hari Sabat. Santo Ambrosius dari Milan, 339-397 :

“Yesus melukiskan karya penyembuhan ilahi-Nya dimulai pada hari Sabat, untuk menunjukkan dari awal mula bahwa penciptaan baru dimulai ketika penciptaan lama berhenti. Ia menunjukkan pada kita bahwa Anak Allah tidak dikuasai oleh hukum, tetapi mengatasi hukum; dan bahwa hukum tidak dimusnahkan, tetapi digenapi (Mat. 5:17).

Karena dunia tidaklah cukup diciptakan melalui hukum tetapi oleh Sabda, seperti kita baca, ”kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.” (Kol. 3:9-10, Ef. 4:22,24).

Dengan jelas Ia memulai pada hari Sabat, sehingga Ia dapat menyingkapkan Diri-Nya sebagai Pencipta. Ia menggenapi karya yang telah dimulai dengan bersama-sama menjalin karya satu dengan karya lainnya” (dikutip dari Exposition Of The Gospel Of Luke 4.58).

Oratio-Missio

Tuhan, sabdaMua adalah sabda kehidupan. Semoga aku tak pernah ragu akan kasih dan belas kasihMu yang menyelamatkan.

Anugerahi aku iman untuk selalu percaya dan melakukan sabda-Mu dan bebaskanlah aku dari setiap dosa dan belenggu setan. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan dan aku benahi setelah  membandingkan hidupku dengan hidup Yesus?

Quod est hoc verbum, quia in potestate et virtute imperat immundis spiritibus, et exeunt? – Lucam 4:36

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here