Lectio Divina 9.7.2024 – Belas Kasih-Nya tak Terbatas

0
47 views
Si bisu dapat bicara, by Vatican News

Selasa. Minggu Biasa XIV, Hari Biasa (H)  

  • Hos. 8:4-7.11-13
  • Mzm. 115:3-4.5-6,7ab-8.9-10
  • Mat. 9:32-38 

Lectio

32 Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. 33 Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.”

34 Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” 35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Meditatio-Exegese

Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel

Derita rohani, emosi dan fisik sering berlangsung bersamaan. Yesus sangat terbiasa dengan orang yang menderita penyakit yang seolah tak tertanggungkan – penyakit fisik, emosional, mental, atau rohani. Dan kepada-Nya dibawa orang bisu yang kerasukan setan.

Para tetangga, sahabat dan kerabat pasti berusaha keras membantu orang itu untuk sembuh dari beban penyakit ganda: ketidakmampuan untuk bicara-berkomunikasi dengan orang lain dan tekanan jiwa-rohani, yang pada saat itu disebut kerasukan.

Kondisi seperti ini selalu beban tak tertanggungkan bagi si sakit dan yang tinggal bersamanya siang dan malam. Pengalaman buruk ini menyebabkan orang merasa putus asa, kecewa dan ditinggalkan Allah.

Melihat derita yang amat hebat, pada saat yang sama, Yesus membebaskan si sakit dari setan yang menyiksa dan memulihkan kemampuannya berbicara. Mereka yang menyaksikan karya-Nya tercengang.

Ketika orang mendekati Yesus dengan penuh harapan iman, Ia akan membebaskan dan memulihkan mereka dari pelbagai penyakit tubuh dan jiwa, beban dosa dan salah yang melumpuhkan, tekanan jiwa yang menyiksa atau ketakutan dan kecemasan yang tak terkendali.

Saat disembuhkan banyak orang berucap, “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.” Ini sungguh karya Allah. 

Namun, sekelompok orang yang mengaku cerdik pandai, kaum Farisi, menuduh-Nya bertindak atas nama setan. Mereka tidak percaya, karena tidak mengakui Yesus sebagai Mesias, Sang Juruselamat. Karena tidak mampu melihat tanda-tanda Yesus sebagai Dia yang diurapi Allah.

 Mereka lupa akan nubuat Nabi Yesaya (bdk. Yes. 35:5-6; 61:1; Mat. 11:5), “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”, caeci vident et claudi ambulant, leprosi mundantur et surdi audiunt et mortui resurgunt et pauperes evangelizantur.

Karya Yesus untuk menolong mereka yang menderita diteruskan oleh Gereja-Nya. Konsili Vatikan II mengajarkan, “Sesungguhnya cinta kasih kristiani ditujukan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan suku-bangsa, keadaan sosial atau agama. Cinta kasih tidak mengharapkan keuntungan atau ungkapan terimakasih.

Sebab seperti Allah telah mengasihi kita dengan cinta yang sukarela, begitu pula hendaknya kaum beriman dengan kasih mereka memperhatikan sepenuhnya manusia sendiri, dalam gerak yang sama seperti Allah mencari manusia.

Maka seperti Kristus berkeliling ke semua kota dan desa sambil melenyapkan segala penyakit dan kelemahan sebagai tanda kedatangan kerajaan Allah (lih. Mat. 9:35 dsl; Kis. 10:38), begitu juga Gereja melalui para puteranya berhubungan dengan orang-orang dalam keadaan mana pun juga,

Tetapi terutama dengan mereka yang miskin dan tertimpa kemalangan, dan dengan sukarela mengorbankan diri untuk mereka (lih. 2Kor. 12:15).” (Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja, Ad Gentes, 12).

Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan

Santo Matius menggunakan kata Yunani εσπλαγχνισθη, esplagchnisthe, dari kata dasar, splagchnizomai, merasa kasihan, berbela rasa, tergerak hati.

Dalam versi Latin, Vulgata, diungkapkan misertus est eis. Di dalam hati, inti hidup manusia, termasuk Yesus, tempat pertemuan antara Allah dan manusia, yang ada adalah perasaan bela rasa, turut menanggung derita, miser

Dengan kata lain,  Ia tergerak hati-Nya, berbela rasa dan merasa kasihan pada orang banyak, karena mereka seperti kawanan domba tanpa gembala; tiada seorang pun yang memperhatikan kawanan itu. Maka, Yesus bertindak sebagai gembala bagi mereka (Yoh. 10:11-14).

Sedangkan Santo Matius memandang tindakan Yesus sebagai pemenuhan atas nubuat tentang Hamba Yahwe, yang “memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” (Mat. 8:17; bdk. Yes. 53:4).

Kepada mereka Yesus selalu menyapa agar “dapat memberi semangat kepada orang yang letih lesu” (Yes. 50:4). Hatinya juga tergerak oleh belas kasih, ketika Ia memberi makan beribu orang (Mat. 15:32).

Yesus juga mengundang setiap pribadi, para murid-Nya untuk, dengan cara masing-masing, ambil bagian dalam karya penyelamatan-Nya. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat. 9:37-38).

Katekese

Kemerdekaan dan Penyembuhan dalam Kristus. Santo Hilarius dari Poitiers, 315-367 :

“Dalam diri orang tuli dan bisu yang kerasukan setan muncullah kebutuhan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi kesembuhan menyeluruh. Dikepung oleh kemalangan dari segala penjuru, kebutuhan mereka dikaitkan dengan semua jenis kelemahan tubuh. Dalam hal penyembuhan, urutan proses harus diikuti dengan teliti. Iblis pertama-tama diusir; kemudian diikuti proses penyembuhan bagian tubuh lain.

Melalui penghapusan atas kebodohan karena takhayul dan penggantian paham dengan iman akan Tuhan, penglihatan dan pendengaran serta kata-kata penyembuhan diucapkan. Menyaksikan tanda heran yang dibuat Yesus, orang banyak itu sangat kagum, seru mereka, “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel”.

Sesungguhnya, orang yang tidak dapat ditolong oleh hukum Taurat itu disembuhkan oleh kuasa Sang Sabda, dan orang yang tuli dan bisu itu melambungkan puji-pujian bagi Allah.

Pembebasan telah diberikan kepada bangsa-bangsa asing. Semua kota dan semua desa diterangi oleh kuasa dan kehadiran Kristus, dan semua orang dibebaskan dari gegala  kesukaran abadi.” (On Matthew  9.10)

Oratio-Missio

Tuhan, gunakanlah aku untuk membawa Kabar Sukacita dan belas kasih-Mu kepada orang-orang di sekitarku yang membutuhkan kasih-Mu yang menyembuhkan dan mengampuni. Amin.

  • Apa yang harus kulakukan untuk bekerja dengan sungguh dalam karya pelayanan yang dipercayakan padaKu?

Videns autem turbas, misertus est eis, quia erant vexati et iacentes sicut oves non habentes pastorem – Matthaeum 9:36

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here