Legioner Mencari Celah Berkarya di Medan Kerasulan Awam

0
274 views
Ilustrasi - Penguburuan jenazah sakit Covid-19 oleh aktivis kerasulan awam dari Paroki Herkulanus Depok oleh pasutri Thomas Suhardjono dan Monika. (Dok. Thomas & Monika)

LEGIO Mariae Senatus Bejana Rohani Jakarta melaksanakan talkshow bertema “Gereja dan Kerasulan Awam”.

Acara ini dibawakan oleh Romo Antonius Didit Soepartono Pr sebagai Pemimpin Rohani Senatus Jakarta.

Ia didampingi oleh Fransiskus Robby Patty sebagai Asisten Pembimbing Rohani Paroki Ratu Surga Katedral Jakarta.

Kegiatan talkshow daring ini merupakan rangkaian akhir safari dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Legio Mariae yang ke-100.

Paparan materi

Pembicara pertama adalah legioner dan umat Paroki Katedral Fransiskus Robby Patty.

Ia mengatakan Gereja merupakan kumpulan umat beriman. Sementara, kerasulan awam adalah peran serta awam dalam pengutusan penyelamatan Gereja.

Fransiskus Robby Patty dari Paroki Katedral Jakarta. (Vera Sundoro)

Dengan menerima Sakramen Babtis dan Sakramen Krisma, semua umat dipanggil membantu karya pengembangan pastor paroki.

Diajak berpartisipasi aktif dalam kegiatan menggereja dan bermasyarakat. 

Menurut pengalamannya selama menjadi karyawan sebuah panti werdha, ia mengalami sukacita.

Terjadi ketika bisa melayani, menghibur dan merawat para lansia. Memandikan jenazah dan menyiapkan liturgi dalam misa arwah juga bagian dari tugasnya.

Karya pengutusan itu ia jalani dengan tulus dan senang hati.

Dalam kehidupan menggereja, ia juga terlibat aktif sebagai katekis dan petugas liturgi.

Sementara, Romo Antonius Didit Soepartono selaku Pembimbing Rohani Senatus Jakarta hadir memberi pengantar awal.

Ia bicara tentang pengertian Gereja dan kerasulan awam.

Dua istilah berbeda

Menurut imam diosesan KAJ dan penggemar berat anjing ini, ada dua istilah berbeda yang perlu mendapat perhatian.

  • “Gereja” (sengaja ditulis dengan G huruf kecil) adalah sebuah bangunan rumah ibadah. Aspek bangunan fisik.
  • Sementara “Gereja” (ditulis dengan G huruf besar) adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus – aspek komunitas hidup beriman.

Gereja sebagai tubuh mistik Kristus mempercayai bahwa Kristus sebagai kepala dan umat beriman sebagai anggota tubuhnya. (Ef 1: 23).

Artinya, Gereja tidak sendiri. Tetapi seluruh umatnya saling berkontribusi dalam karya-karya pengutusan dan melaksanakan sakramen-sakramen.

Sebagai umat, kita harus menyadari untuk saling mengisi dan membangun dengan bergerak bersama menuju satu pelayanan yaitu Bapa di surga.

Romo Antonius Didit Soepartono Pr sebagai narsum acara. (Vera Sundoro)

Kerasulan awam membantu hirarki

Romo Didit menjelaskan, bidang layanan kerasulan awam terbagi menjadi dua aspek. Yakni:

  • Kerasulan yang dilakukan oleh hirarki (Diakon, Imam, Uskup) – semua tertahbis.
  • Kerasulan oleh kaum awam – sudah pasti tidak menerima tahbisan.

Dokumen Konsili Vatikan II tentang kerasulan awam menyebut hal ini.

“Kerasulan awam adalah semua umat yang telah menerima rahmat pembabtisan dan bertanggungjawab mewartakan Kerajaan Kristus dengan tugas utama sebagai Imam, Raja, dan Nabi.”

Tugas sebagai imam (liturgia) artinya menguduskan dan mendoakan

Dalam karya pengutusannya berperan serta dalam melaksanakan sakramen-sakramen, berdoa, mengisi renungan, keterlibatan aktif dalam ekaristi dan ibadat menjadi petugas liturgi, misdinar, lektor adorasi, devosi, rosario, novena.

Karya pengutusan kedua  adalah tugas sebagai nabi (kerygma)

Yakni, mewartakan ajaran-ajaran Kristus dan menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat Injil dengan pengenalan mendalam akan pokok iman kristiani.  

Pengutusan kaum awam bisa terjadi dengan  berkontribusi sebagai katekis, menjadi fasilitator pendalaman iman, mengajar anak-anak bina iman, bina remaja, calon babtis, calon komuni dan calon krisma. Juga harus bisa menjadi teladan kebaikan di lingkungan keluarga serta masyarakat.

Karya pengutusan ketiga adalah tugas sebagai raja (diakonia)

Ini berarti kaum awam non tertahbis ikut berperan serta dalam melaksanakan karya cintakasih, layanan karitatif melalui kegiatan amal kasih seperti mengunjungi orang yang sakit, terlantar, difabel, penghuni lapas dan menolong sesama yang berkekurangan.

Romo Didit lalu menegaskan hal ini.

“Perlunya peran aktif legioner menjadi hamba Tuhan sebagai pendoa, pewarta dan pelayan. Seturut teladan Bunda Maria dengan kerendahan hatinya berkata: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” (Lukas 1: 38).

Legioner harus siap diutus melaksakan tugas pengutusan dengan tulus, bersukacita, bekerjasama dengan pastor paroki untuk menghidupi gereja dan bersemangat dalam melaksanakan tugas kerasulannya,” pungkasnya menutup talkshow edisi terakhir menyambut ulang tahun Legio Mariae tanggal 7 September mendatang.

Selamat. Teruslah hidupi semangat kita diutus menjadi legioner agar tetap terus bertumbuh, tangguh, dan menjadi berkat untuk sesama.

Per Mariam ad Iesum

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here