Lentera Keluarga – Awasilah Dirimu dan Pengajaranmu

0
562 views

Tahun C-1. Pekan Biasa XXIV. 
Pesta Maria La Sallete untuk Kongregasi MSF dan MS
Kamis, 19 September 2019. 
Bacaan: 1 Tim 4:12-16; Mzm 111:7-10; Luk 7:36-50.

Renungan:

SURAT pastoral Paulus kepada Timotius yang kasih muda untuk menempatkan kepemimpinannya berdasar  pada mandat Allah dan untuk bersikap cermat dalam bersikap dan bertutur kata. Cermat dan berhati-hati dalam perkataan dan perilaku, kasih, kesetiaan dan kesucian. Dan cermat pula terhadap cara hidup iman dan ajaran yang diberikan :” Awasilah dirimu dan awasilah pengajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengarkan engkau.” Tanggungjawab yang tidak kecil bagi Timotius yang masih sangat muda. 

Kepemimpinan dalam jemaat adalah kepercayaan dari Tuhan dan dari jemaat. Dan kepercayaan itu tidak boleh dibelokkan oleh ketidaksungguhan dan ketidakseriusan kita untuk melayani, terlebih ini menyangkut keselamatan. Diperlukan sikap cermat diri, cermat kata, sikap dan perilaku serta ajaran yang diberikan. Jika seorang tidak mampu menguasai dirinya sendiri maka iapun juga tidak akan mampu untuk  memimpin . Kepemimpinan ini dibentuk, diproses melalui ketekunan. Maka dalam hidup religius dan hidup bersama, tugas pemimpin bukan untuk mengorganisir tetapi yang terutama adalah menjadi referensi kehidupan beriman dan hidup bersama. 

Menjadi kepala keluarga juga adalah pemimpin. Seorang kepala keluarga juga dipanggil untuk cermat dan berhati-hati dalam berkata, berperilaku dan pantas untuk diteladan oleh anak-anaknya. Ia harus menunjukkan kualitas pribadi yang di satu sisi berani memikul tanggungjawab untuk hidup dan masa depan keluarganya sendiri; tetapi di lain sisi juga menjadi panutan arah bagi hidup keluarga. Pemimpin yang tidak bertanggungjawab dan tidak cermat dalam perkataan dan hidup akan membawa keluarga pada kesulitan yang semakin lama semakin rumit, membawa luka di hati pasangan dan anak-anak. Pemimpin keluarga itu mandat dari Allah yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tekun dan cermat.  

Kontemplasi:

Gambarkanlah bagaimana Timotius menerima tanggungjawab dan peneguhan sebagai seorang pemimpin jemaat. 

Refleksi:

Apakah aku telah melaksanakan tanggungjawabnku sebagai kepala keluarga dengan cermat dan tekun? Apakah sebagai pemimpin aku mampu menguasai diriku dan cermat terhadap ajaran yang kuberikan?

Doa: 

Ya Bapa, semoga dengan cermat, hati-hati dan tekun aku boleh belajar untuk melaksanakan tanggunjawab yang Engkau percayakan kepadaku. Amin. 

Perutusan:

Cermat, tekun dan berhati-hatilah dalam melaksanakan tanggungjawab kepemimpinan keluarga ataupun jemaat. 

(Morist MSF)- www.misafajava.org

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here