Lentera Keluarga – Berhitung Dalam Mengampuni

0
250 views

Tahun A-2. Minggu Biasa XIX

Kamis, 13 Agustus 2020. 

Bacaan: Yeh 12:1-12; Mzm 78:56-59.61-62; Mat 18:21-19:1.

Renungan: 

Pengampunan 70 kali 7x? Berat tetapi kata “pengampunan” meruapakan kata kunci penghayatan iman kristen. Pengampunan juga hal yang serius/penting, bukan hal murahan. 

Teks Matius ini berbicara tentang pengampunan “saudara”, melanjutkan bacaan hari yang lalu tentang menegur saudara yang berdosa. Tujuh kali  yang diungkapkan oleh Petrus itu sudah merupakan kemurahan hati. Walaupun ini kemurahan hati, pengampunan type seperti ini masih berhitung, recording, dan “hang” di ingatan.  Memory seperti bank yang mengingat kesalahan dan memberikan batas jatuh tempo. 

Dengan mengatakan “70×7” kali (mengutip pola dari Kej 4:15.24), Tuhan mengajarkan kepada kita untuk tidak berhitung-hitung, mengingat-ingat kesalahan dan dosa saudara kita.  Semangat pengampunan itu bukan toleransi supaya saudara kita berbuat dosa, tetapi sungguh-sungguh membantu yang bersangkutan untuk bertobat dan bertumbuh menata hidupnya. 

Dalam relasi perkawinan dan keluarga, pengampunan semakin mempunyai makna mendalam kerena ikatan yang begitu erat, dekat dan terjadi setiap hari. Konflik kerap kali membawa kita untuk mengingat-ingat berapa kali pasangan, anggota keluarga kita melakukan kesalahan yang sama dan berulang melukai hati kita. Dan kita mulai menetapkan berapa kali kita telah mengampuni. 

Kita kadang lupa bahwa pengampunan itu pertama-tama penting untuk kita sendiri; kesadaran bahwa kita terluka dan mengutarakan luka tersebut. Pengampunan penting untuk self healing kita. 

Pengampunan tidak sekedar memaklumi dosa – kesalahan, tetapi membantu pasangan/ anggota keluarga kita untuk menemukan jalan pembenahan hidup.Proses pembenahan hidup ini kadang jatuh bangun; tetapi kesungguhan untuk berbenah itu penting; dan kita perlu ambil bagian di dalamnya; tidak boleh kita hanya menjadi penilai dan pengamat. Mengampuni menyertakan tanggungjawab bersama untuk bertumbuh. 

Pengampunan kadang berhenti pada penerimaan akan keterbatasan pribadi pasangan dan anggota keluarga kita. Menerima dan mencintai mereka dengan kerelaan. 

Kita mengampuni karena Allahpun melakukan hal yang sama untuk kita. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah nilai pengampunan yang diberikan oleh Petrus dan diajarkan oleh Tuhan Yesus. 

Refleksi:

Apakah aku berhitung tentang kesalahan orang lain dan pengampunan yang kita berikan? Apakah aku mengampuni sebagai keutamaan untuk menyembuhkan diri sendiri, membantu orang lain. bertumbuh sampai pada mencintai dan menerima mereka dengan segala keterbatasan. 

Doa:

Ya Bapa, Engkau begitu murah hati kepada kami dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kami berapapun kami berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Ajarlah kami mempunyai hati yang penuh dengan kasih dan pengampunan. 

Perutusan:

Belajarlah untuk mengampuni dan membantu saudara kita mengalami pemulihan hidup tanpa berhitung dan menentukan batasnya. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here