Lentera Keluarga – Berkat Untuk Bangsa

0
240 views

Tahun A-2. Minggu Paska IV

Senin, 4 Mei 2020. 

Bacaan: Kis 11:1-18; Mzm 42:2-3;43:3.4; Yoh 10:11-18.

Renungan: 

ROH Kudus membawa pewartaan Injil melebihi batas. Kebaikan Tuhan tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi, tetapi juga kepada orang-orang non Yahudi, bahkan bangsa-bangsa yang dikatakan “tidak bersunat”. Semangat lintas batas inilah yang dibawa oleh Tuhan Yesus selama pelayananNya di dunia dan diajarkan kepada murid-muridNya. Semangat ini diterukan oleh Roh Kudus dalam menuntun para rasul dan gereja perdana membuka pintu pewartaan Injil kepada orang-orang non Yahudi.  

Semangat dan cara pandang yang sempit masih juga dialami oleh orang-orang Yahudi yang mengritik Petrus yang masuk dan makan bersama dengan orang tidak bersunat, yaitu keluarga Cornelius. Ini adalah hal yang menajiskan dan tidak patut bagi orang Yahudi apalagi jika dilakukan oleh soko guru gereja seperti Petrus. Petruspun mempertanggungjawabkannya bahwa semuanya itu ia lakukan karena dorongan Roh Kudus sendiri. dan ia memberikan kesaksian bahwa “..kepada bangsa-bangsa lainpun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup..” Perbedaan ini menjadi polemik di antara jemaat perdana, sementara Roh Kudus tetap bergerak kepada lintas batas melaui Paulus dan para pewarta Injil lain. 

Iman Kristen dan keselamatan yang kita wartakan adalah berkat bukan hanya untuk kita saja, tetapi berkat bagi bangsa-bangsa. Maka iman kita disebut sebagai katolik (umum), merangkul sebuah bangsa, budaya dan bahkan kepercayaan. Misi ke dalam tetap kita jalankan, tetapi misi keluar tidaklah boleh kita abaikan. Karya Misi adalah karya Roh yang tidak dapat dibatasi oleh budaya, bahasa dan bangsa bahkan kepercayaan. 

Di dalam masa-masa ini, kitapun melihat karya kreatif Roh Kudus yang terus menjaga dan memelihara umat beriman untuk terus bertumbuh dalam iman. DI dalam situasi dimana kita dibatasi dalam perjumpaan fisik dan hidup terkarantina, Roh Kudus memberikan keleluasaan bagi kita untuk belajar lebih banyak dan mewartakan iman dengan cara-cara yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan pengalaman ini membuat kita semakin menyadari penting dan berharganya perjumpaan fisik sebagai umat saudara dan umat beriman. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Gereja Perdana belajar mencermati gerak Roh Kudus dalam pewartaan Injil. 

Refleksi:

Apakah dalam hidup beriman dan pelayanan, aku mendengarkan dan mengikuti gerak Roh Kudus yang membawa pada cara-cara baru dalam pewartaan Injil.  

Doa:

Ya Bapa, semoga kami senantiasa mendengarkan dan mengikuti daya kreatif Roh Kudus dalam pewartaan Injil. 

Perutusan:

Jadikanlah Roh Kudus sebagai inspirator, pemimpin dan daya dorong bagi pewartaan Injil yang semakin kreatif dan meluas. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here