Tahun A-2. Pekan Adven 2
Rabu 11 Desember 2019.
Bacaan: Yes 40:25-31; Mzm 103:1-4.8-10; Mat 11:28-30.
Renungan:
DI DALAM keterpurukan Isreal mempunyai pandangan yang keliru tentang Allah dan berkata “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hatiku tidak diperhatikan Allahku”. Yesaya dan ditegaskan oleh Tuhan Yesus bahwa Allah adalah Allah yang perduli; Ia tidak pernah menutup mata terhadap kemalangan umatNya. Maka sikap yang terbaik adalah ubah konsep tentang Allah yang salah dan datanglah kepadaNya.
Tidak harus mempunyai masalah berat untuk merasakan letih, lesu dan berbeban berat. Karena pengalaman itu adalah pengalaman yang wajar dalam perjalanan hidup harian kita, dalam hidup perkawinan, keluarga, panggilan, berkomunitas, menggereja bahkan juga beriman. Pertanyaannya adalah kemana kita akan datang dan menimba kekuatan ketika mengalami masa-masa itu? Apakah kita datang kepada Tuhan ataukah kita mengalihkannya dengan mencari hiburan yang tidak sehat dan benar?
Datang kepada Tuhan tidak hanya sama dengan doa dan memohon solusi. Datang kepada Tuhan berarti belajar bijaksanaan hidup dari Tuhan, termasuk ketika beban itu harus kita pikul. Beban itu sudah berat, tetapi jika kita memikul beban itu dengan perasaan berat, maka beban itu dua kali akan lebih berat dan semakin berat. Jikalau beban itu berat, maka supaya jangan bertambah beban, kita perlu memikulnya dengan hati yang rela dan setia.
Kontemplasi:
Gambarkanlah bagaimana Tuhan membuka tanganNya terhadap keletihan, kelesuan dan beban berat umatNya.
Refleksi:
Kemana aku menemukan kekuatan ketika aku letih, lesu dan berban berat?
Doa:
Ya Bapa, kusujud di altarMu, mendengarkan dan belajar dariMu bagaimana aku belajar melalui keletihan, kelesuan dan beban berat.
Perutusan:
Ketika anda berada dalam situasi letih, lesu dan berbeban berat, Allah itu lebih dekat daripada yang dapat anda bayangkan. Dengarkanlah dan belajarlah daripadaNya dalam keheningan.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
