Lentera Keluarga – Hidup Dikuasai Asumsi

0
1,302 views

Selasa,  9 Oktober 2018
Bacaan: Gal 1:13-24; Mzm 139:1-3.13-15; Luk 10:38-42.

Renungan

PERKATAAN Yesus kepada Marta mencerminkan penilaian Yesus atas sikap dan cara berkata Marta: « Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, ». Pikiran Marta disibukkan oleh asumsi. Asumsi bahwa Yesus menghendaki disiapkan pelayanan yang hebat; asumsi bahwa Maria membiarkannya seorang diri saja. Asumsi ini muncul karena ia kurang komunikasi dengan Yesus dan tidak menangkap maksudNya.

Asumsi merupakan faktor pertama yang kerap error di dalam komunikasi baik sebagai suami isteri, keluarga, komunitas maupub gereja; 75% asumsi dan 25% adalah masalahnya. Asumsi juga menjadi sumber keretakan bagi hidup bersama. Karena fakta yang terbatas, pikiran kita sibuk membuat skenario skenario yang mungkin yang tentunya disertai dan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan tertentu. Pikiran kita sibuk dengan asumsi sehingga perilaku dan perkataan kita menjadi bias dari kenyataan.

Asumsi hanya mampu dijernihkan melalui komunikasi dan relasi yang mendalam. Berani mendengarkan maksud dan tujuan orang lain dan tidak hanya termakan caranya berkata atau bertindak.

Kita semua tidak pernah terbebas 100% dari asumsi, tetapi kita masih dapat berkomunikasi untuk melihat dengan jernih setiap peristiwa melalui komunikasi yang mendalam.

« Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Demikian juga marilah kita berkomunikasi secara terbuka dan mendalam untuk dapat membangun relasi orang lain, dan terutama dengan Tuhan sendiri.

Kontemplasi

Renungkanlah apa yang dikatakan oleh Yesus terhadap Marta.

Refleksi

Apakah dalam relasiku, aku membiarkan dikuasai oleh asumsi-emosi ataukah aku berani terbuka untuk berkomunikasi mendalam dan berpikir jernih dalam setiap peristiwa hidupku?

Doa

Ya Bapa, semoga aku boleh semakin mengenal kehendakMu, mampu berkomunikasi dan tidak hidup dalam asumsi.

Perutusan

Jangan biarkan asumsi  mendominasi pikiran, perkataan dan perilakumu. Berkomunikasilah dan tangkaplah kenyataan dengan hati jernih dan pikiran yang jernih

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here