Bacaan: Kel 19:1-2.9-11.16-20b; T.Dan 3:52.53.54.56; Mat 13:10-17
Renungan
Perjumpaan Allah dengan Musa dan umat Israel di Gunung Sinai menjadi puncak peristiwa iman bangsa Israel : Allah menjumpai dan berbicara dengan umatNya. Peristiwanya kehadiran Allat dahsyat dan menakutkan: awan gelap, guntur, kilat, sangkakala, gempa dan api. Hanya Musa yang tahan dan mampu berdialog dengan Allah.
Dalam situasi padang gurun keluarga, Allah menjumpai dan berbicara kepada kita. Tidak mudah mendengar suara Tuhan di hiruk pikuk badai yang melanda keluarga. Ketakutan dan kegentaran akan ancaman lebih besar kita rasakan dan membuat kita ingin segera melarikan diri. Awan gelap dan badai yang pertama-tama harus kita hadapi situasi batin kita sendiri. Diperlukan keberanian iman seperti Musa, kita harus dapat mengalahkan ketakutan di dalam batin kita dan dalam iman naik ke gunung Tuhan, memasuki awan gelap badai keluarga.
Kontemplasi
Masuklah ke hati Musa, gambarkan bagaimana ia menghadapi situasi perjumpaan dengan Allah di gunung Sinai.
Refleksi
Bagaimana aku bertumbuh dalam iman dan keberanian untuk menghadapi badai keluarga?
Doa
Ya Bapa, semoga batinku tidak dikuasai oleh awan gelap dan ketakutan. Ajarilah aku untuk semakin mampu mendengar suaraMu di tengah badai hidup keluarga. Amin.
Perutusan
Aku belajar mengatasi ketakutan-ketakutabku dan melangkah dalam iman menghadapi situasi badai keluarga . (Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)