Lentera Keluarga – Keistimewaan Yang Terabaikan

0
484 views

Tahun A-2. Minggu Biasa XV

Selasa, 14 Juli 2020. 

Bacaan:  Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4,5-6,7-8; Mat 11:20-24. 

Renungan: 

DAPAT digambarkan apa yang dialami oleh Tuhan Yesus menghadapi “kedegilan” hati orang-orang Betsaida, Khorazim dan Kapernaum, yang walaupun sudah mendapatkan previligi, keistimewaan: baik dalam pengajaran dan mujijat tetapi tetap tidak mampu percaya.  “..Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujijat-mujijat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung”.

Berapa banyak pasangan suami isteri yang mengalami bagaimana pasangannya lebih membesarkan dan menganggunkan sedikit kebaikan dari orang lain/suami orang lain, tetapi seribu kebaikan dan cinta pasangannya tidak dilihat dan dirasakan, hanya karena satu atau dua harapan saja tidak terpenuhi. CInta pasangan yang disertai dengan perhatian, perkataan baik, tindakan pelayanan yang baik, tidak didengarkan dan diperhatikan serta diingat,  sementara perkataan orang lain  justru didengarkan dan diperhatikan serta diingat.  

Harus kita camkan, bahwa sebaik-baiknya orang lain kepada kita, pasangan kitalah yang telah jauh lebih banyak memberikan hidupnya untuk kita. Apa yang mereka katakan, lakukan untuk kita, tidak sebanding dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh pasangan kita. Memang pasangan kita itu bukan sempurna, tetapi ketidaksempurnaan itu bukan seperti matahari yang menghapus segala keindahan bintang-bintang.  

Kita mempunyai pasangan yang mencintai dan memberikan hidupnya untuk kebaikan kita. Baginya kita ini istimewa, walaupun kita tidak tahu usaha dan pengorbanannya untuk kita. Kita perlu hati yang terbuka, dan cakrawala pandang yang luas untuk tidak terpaku pada kelamahan pasangan dan balajar membersihkan “keburaman” mata hati kita untuk melihat dan mengalami.  

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana perasaan dan hati Tuhan Yesus berhadapan dengan orang Khorazim, Betsaida dan Kapernaum?

Refleksi:

Apakah aku merasa diriku ini istimewa bagi pasanganku? Apakah aku mengalami kasih dan kebaikannya yang begitu luar biasa dalam hidupku?

Doa:

Ya Bapa, semoga hati kami terbuka untuk menyadari bahwa hidup kami ini adalah istimewa bagi pasangan dan keluarga kami. 

Perutusan:

Belajarlah menangkap kasih dan kebaikan pasangan atau keluarga anda; jangan biarkan mata hati anda terpaku hanya pada harapan anda yang tidak terwujud atasnya. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here