Lentera Keluarga – Kudus Dalam Pekerjaan

0
432 views

Tahun C-1. Pekan Biasa XXV
Minggu, 22 September 2019. 
Bacaan: Am 8:4-7; Mzm 113:1-2.4-6.7-8; 1 Tim 2:1-8; Luk 16:1-13.

Renungan:

AMOS menjadi salah satu nabi yang giat memperjuangkan keadilan sosial. Ia melihat bagaimana orang rajin beribadat tetapi di dalam pekerjaan sehari-hari dipenuhi dengan tipu menipu, pemerasan untuk mencari keuntungan dan kekayaan prbadi. Benar yang dikatakan Yesus “kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Secara positif mau dikatakan bahwa iman tidak hanya dihayati dan dihidupi di gereja tetapi juga di dalam pekerjaan kita. 

Peringatan Amos dan Tuhan Yesus semakin kuat bergema dalam dunia kita sekarang ini. Pekerjaan itu adalah sarana pengudusan untuk kita dan untuk banyak orang. Kita masing-masing mengenal siapa penyumbang gereja, siapa yang aktif di gereja, tetapi kita juga tahu detail bagaimana perusahaan para penyumbang dan aktifis gereja ini, bagaimana mereka mengelolanya, bagaimana mereka memperlukukan karyawan dlsb.

Di satu sisi, kita bersyukur bahwa banyak umat beriman berusaha untuk menjemahkan keadilan kristiani itu dalam bisnis dan usaha mereka; tetapi di lain sisi, kita juga prihatin bahwa banyak umat beriman juga jatuh pada mengabdi kekayaan dan merugikan kehidupan banyak orang serta memperhatankan bisnis yang tidak bermoral untuk menghidupi keluarga dan bahkan menyumbang untuk kemanusiaan. Jangan sampai tangan kita berbau penderitaan orang lain, walaupun kita bukan sebagai eksekutor bisnis secara langsung. 

Mengabdi Allah dan Mamon kadang mempunyai batas yang tipis, karena kadang dalam menjalankan perusahaan/bisnis kita berada dalam dilema moral apalagi ketika posisi kita sebagai karyawan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memulai sesuatu usaha memang dari hal yang benar dan dengan cara benar. Setiap pekerjaan yang kita buat, akan kita mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuan kita, yaitu Allah sendiri. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana sikap Amos terhadap praktek ibadat palsu dari bangsa Israel pada waktu itu. 

Refleksi:

Apakah pekerjaanku menjadi sarana pengudusan bagiku dan bagi banyak orang? 

Doa: 

Ya Bapa, kami persembahan pekerjaan kami untuk kemuliaanMu dan kebaikan-keselamatan bagi banyak orang. 

Perutusan:

Jadikan perkerjaan anda berkat bagi anda tetapi juga bagi orang lain.

(Morist MSF)- www.misafajava.org

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here