Lentera Keluarga – Nilai Persahabatan

0
3,880 views

Tahun C-1. Minggu Biasa VII
Jumat, 1 Maret 2019.
Bacaan: Sir 6:5-17; Mzm 119:12.16.18.27.34.35; Mrk 10:1-12.

Renungan:

PEPATAH mengatakan “friend indeed is a friend in need” : sahabat sejati adalah mereka yang tidak pernah meninggalkan kita kita berada dalam situasi kekurangan.   “Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat…harganya tiada terbayar…menemukanya, menemukan suatu harta dan harganya tiada terbayar…sahabat yang setia laksana obat kehidupan. Tidak mudah menemukan sahabat yang demikian tetapi kita dapat mulai membangunnya dan belajar memeliharanya.

Persahabatan adalah salah satu nilai kesatuan hidup perkawinan. Setidaknya ada 5 nilai dari kesatuan hidup suami isteri yaitu: “benevolence, friendship, partnership, companionship dan caring”. Persahabatan / friendship dibangun dengan kedekatan emosi satu sama lain melalui curhat, sharing mendalam yang disertai dengan kepercayaan, pengertian, kesetiaan dan kejujuran. Ikatan perkawinan yang dibangun atas nilai persahabatan suami isteri dan keemlat unsur yang lain  akan menjadi dasar kokoh dari perkawinan yang satu dan tak terpisahkan : “Mereka bukan lagi dua, melainkan satu.”

Komunitas religius-imam adalah tempat dimana yang selibat membangun dan memelihara persahabatan yang sejati. Benar bahwa kita disatukan dalam sebuah komunitas oleh pemimpin; berbeda dengan perkawinan yang bersatu karena saling mengasihi kasih. Justru di situkah, kita yang disatukan ini dipanggil untuk menyatakan bahwa persahabatan anak-anak Bapa itu dapat diwujudkan di dunia itu. Karena ini sebuah panggilan ilahi, maka seharusnyalah kita tidak berpikir cocok dan tidak cocok, senang dan tidak senang, nyaman dan tidak nyaman, berat dan tidak berat. Allah mencintai dan menginginkan semua anakNya untuk membangun persahabatan. Kita bertanggungjawab bagi kebaikan rekan-rekan kita se komunitas. Menjadikan pribadi dan komunitas kita sebagai “healing community” , termasuk ketika harus belajar menerima keterbatasan hidup rekan-rekan kita. Persahabatan seperti ini tidak cukup dibangun dengan “lonceng” tetapi dengan kedekatan afeksi yang menjauhkan kita dari bahaya kesepian. Efek kesepian itu nampak jika kita sudah merasa lebih mudah-happy-enjoy bersama dengan umat tetapi tidak nyaman dan tidak terlibat dalam hidup berkomunitas.

Kontemplasi

Resapkanlah arti persahabatan sejati

Refleksi:

Sebagai pasangan suami isteri, Apakah pasanganku adalah sahabat sejatiku? Apa yang harus kulakukan untuk membangun persahabatan suami isteri dengannya.

Apakah aku, sebagai religius/imam, terlibat dalam hidup bersama dan membangun persaudaraan dengan rekan-rekan se komunitas?

Doa:

Ya Bapa, Engkau mengutus kami mewartakan Injil dan membangun mereka yang percaya sebagai satu keluarga Bapa. Ajarilah kami membangunnya melalui saudara/rekan yang paling dekat dengan kami yaitu keluarga dan komunitas kami. Amin.

Perutusan:

Bangunlah persaudaraan dengan pasangan anda/ rekan komunitas anda

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here