Lentera Keluarga – Setia Melakukan Tugasnya

0
375 views

Tahun C-1. Pekan Biasa XXIX.
Rabu, 23 Oktober 2019. 
Bacaan: Rom 6:12-18; Mzm 124:1-6; Luk 12:39-48 

Renungan:

DENGAN mengambil contoh mengenai sidak (inspensi mendadak), Tuhan Yesus mengajarkan pentingnya sikap siap sedia dan berjaga dalam menyongsong akhir jaman. Dalam sidak biasanya ada orang yang setia tetapi juga ada orang yang tidak setia pada tanggungjawabnya. Orang yang setia wajar akan mendapatkan promosi, naik jabatan; sementara orang yang tidak setia akan mendapat teguran, hukuman atau bahkan dikeluarkan. Apalagi jika ia adalah hamba dalam arti budak. 

Tuhan adalah owner keluarga kita, komunitas kita dan bahkan pekerjaan kita. Kita ini dititipi dan dipercaya oleh Allah. Namun kadang kita sebagai “orang yang dititipi” itu merasa menjadi owner dan bahkan penguasa sehingga kita dapat bersikap sebagai hamba yang “memukuli, makan minum dan mabuk..”.  Sangat tidak bertanggungjawab. 

Inlah sikap yang harus kita hindari sebagai Kepala Keluarga. Kita  tidak boleh  memperlakukan anggota keluarga kita seenaknya saja seperti “milik”. Kita tampil otoriter, penuh dengan kata perintah, tidak mau kalah dan mendengarkan, dan berbuat kekerasan kepada anggota keluarga kita. Apalagi ditambah dengan hidup seenaknya, lepas tanggungjawab. Sebagai kepala keluarga kita diberi tanggungjawab Allah untuk mengantar seluruh anggota keluarga kita sampai kepada kebaikan.  Kita mencintai mereka, melindungi mereka, berjalan bersama mereka, dan menopang mereka. 

Kita sebagai pelayan jemaat juga diingatkan melalui bacaan ini untuk terus menyadari bahwa kita adalah pembantu Gembala Agung bukan owner gereja atau komunitas kita sendiri, sehingga kita melayani sesuai dengan “minat” ataupun “kebisaan“ kita. Kita dipanggil terus menerus menyadari bahwa kita harus mempertanggungjawabkan kebijakan yang kita buat kepada orang yang memberi mandat kepada kita, terutama Gembala Agung kita. Kita melayani gereja atau komunitas atas nama hirarki dan dalam komunikasi dengan hirarki. Kitapun tidak diperkenankan memperlakukan mereka dengan kasar, mencari nikmat sendiri tetapi dengan penuh perhatian dan kasih sayang sebagai bagian dari keluarga besar kita. Benar kita perlu mereka untuk di pelayanan gereja, tetapi lebih lagi, mereka juga membutuhkan kita dan gereja untuk membantu mereka  dan menyertai mereka dalam hidup mereka sehari-hari. 

Kontemplasi:

Gambarkanlan dan bandingkanlah perbedaan hamba yang setia dan yang tidak setia.

Refleksi:

Bagaimana aku melaksanakan tanggungjawabku atas titipkan keluarga dan komunitas yang Tuhan berikan kepadaku? 

Doa: 

Ya Bapa, ajar aku untuk tetap sadar diri sebagai hamba, dan dengan tekun dan setia melaksanakan tanggungjawab yang Engkau berikan kepadaku. 

Perutusan:

Lakukanlah tanggungjawab anda terhadap keluarga dan komunitas dengan kasih dan setia sebagai seorang hamba yang mendapat mandat dari Gembala Agung. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here