Makanan Rohani Para Peziarah

0
165 views
Ilustrasi: Artinya menjadi "Manusia Paskah" di Tanah Papua. Merayakan ekaristi malam vigili Paskah di Paroki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Siapakah khalayak ramai yang mengikuti Yesus dalam kisah injil hari ini (Yohanes 6: 1-15)? Mereka kemungkinan para peziarah yang berjalan ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah orang Yahudi (Yohanes 6: 4).

Mereka itu berbondong-bondong mengikuti Yesus yang mungkin juga dalam rangka pesta paskah juga (Yohanes 6: 5).

Fokus paskah Yahudi antara lain perjamuan atau makan paskah.

Dalam perjalanan mengikuti Yesus, mereka lapar. Yesus mengetahui itu. “Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?” (Yohanes 6: 5). Suatu pertanyaan untuk “ngetes” Filipus.

Faktanya, Yesus mengetahui apa yang perlu dilakukan dan memang Dia lakukan. Dia menggandakan roti dan ikan untuk lima ribu laki-laki (Yohanes 6: 10).

Mereka bukan hanya kenyang, tetapi makanannya berlebih. Sisanya dua belas bakul roti (Yohanes 6: 13). Tuhan tidak pernah berkekurangan dalam mencukupi kebutuhan manusia.

Dapat dimengerti, khalayak itu ingin membuat Yesus menjadi raja atas mereka, namun Yesus menarik diri dari mereka (Yohanes 6: 15). Sikap Yesus ini menarik.

Dia tidak ingin menjadi raja politis, karena makanan dalam politik itu “gorengan” semata. Semua digoreng. Anas Urbaningrum keluar dari penjara, beritanya digoreng.

Nama calon presiden juga digoreng.

Yesus tidak hanya menyajikan “gorengan” kelas pinggir jalan. Dia memberikan makanan yang sesungguhnya, karena Dia adalah roti hidup (Yohanes 6: 35). Bukan untuk hidup di dunia ini saja, melainkan untuk hidup abadi.

Lewat mukjizat penggandaan roti dan ikan, Yesus menegaskan bahwa Diri-Nya diutus oleh Bapa untuk menjadi makanan yang menghidupkan.

Dia itu makanan rohani bagi para peziarah yang sedang berjalan menuju hidup abadi.

Jumat, 21 April, 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here