Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Jendela Alkitab Malaikat Meratakan Jalan, Manusia Bertobat

Malaikat Meratakan Jalan, Manusia Bertobat

0

Minggu Adven 2, C; 9 Desember 2012 Bar. 5:1-9; Flp. 1:4-6.8-11; Luk. 3:1-6   Minggu kedua Adven merupakan Minggu persiapan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan. Yohanes menyerukan pertobatan agar dosa diampuni Allah, mengapa? Karena ada suara yang berseru-seru: persiapkan jalan untuk Tuhan karena Tuhan mau datang. Jalan diratakan supaya semua orang dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan. Siapa yang harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan?

Kalau Tuhan mau datang, tentu yang akan menyambutnya. Itu logis. Tetapi jika kita lihat dalam Yes. 40:3-6: yang harus mempersiapkan jalan ialah yang akan menghibur umat Allah. Hal serupa juga dinyatakan dalam Bar. 5:7. Siapa yang harus mempersiapkan jalan untuk Tuhan? Para penghuni surga! Tuhan datang untuk mengubah kesedihan, ketakutan dan keputusasaan umatNya. Kedatangan Tuhan membawa harapan dan kegembiraan.

Film 2012 menghebohkan karena menimbulkan reaksi banyak orang, apakah benar di tahun 2012 ini akan terjadi bencana seperti akhir jaman di seluruh dunia? Pertanyaan dan tanggapan banyak orang, itu karena manusia takut, kalau-kalau ini benar. Akhir jaman dengan segala gambaran akan bencananya menimbulkan ketakutan. Orang menunggu datangnya saat itu dengan cemas dan takut. Berbeda sekali gambaran Kitab Suci tentang saat kedatangan Tuhan.  Nabi Yesaya, Baruch dan Yohanes mewartakan kedatangan Tuhan sebagai pemenuhan harapan, bukan ancaman dan ketakutan.

Jadi bertobat bukan pertama-tama rasa sesal dan takut, tapi rasa suka cita bahwa kesedihan dan ketakutan tanpa harapan diubah menjadi perjalanan pulang penuh sukacita. Bertobat berarti ikut bersama penghuni surga mempersiapkan jalan agar Tuhan dapat datang dalam hati kita sendiri dan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Aku lihat teman kelasku yang baru, namanya Kyle jalan pulang dari sekolah; kelihatannya dia membwa pulang semua bukunya.

“Ngapain ada anak yang bawa pulang semua bukunya pada hari Jumat? Pasti anak aneh.” Aku sendiri sudah ada acara di akhir pekan, pesta dan main bola dengan teman-temanku. Jadi, si aneh itu bukan urusanku. Aku juga jalan pulang. Tiba-tiba ada serombongan anak-anak, kejar-kejaran dan menabrak anak itu. Buku-bukunya berhamburan dan ia jatuh di tanah. Kacamatanya mental dan jatuh di rerumputan. Waktu dia bangun, kulihat ada kesedihan yang mendalam di matanya. Saya merasa kasihan. Saya berlari mendekati dia; yang sedang merangkak-rangkak mencari kacamatanya. Ada air mata di matanya. Saya ambilkan kacamatanya. “Anak-anak itu memang brengsek.”

Ia melihat saya dan berkata: “Terimakasih..” ia tersenym. Itu senyum yang penuh dengan rasa terimakasih.  Saya bantu mengumpulkan buku-bukunya. Ternyata rumahnya dekat rumah saya. Karena itu kami jalan bareng. Saya tanya, megapa saya tidak pernah meilhat dia selama ini? Ternyada dia dulu jome schooling. Karena itu saya tidak pernah melihat dua.

Kami ngobrol sambil jalan, saya bawakan sebagian buku-bukunya. Saya ajak dia main bola bersama teman-teman saya, dia mau. Hari Sabtu kami main bola dan teman-teman saya uga menyukai Kyyle. Hari Senin pagi, Kyle kembali membawa tumpukan buku-bukunya ke sekolah. Saya komentar: “Kalau tiap hari bawa buku seperti itu, kamu akan sangat berotot.” Ia cuma tertwa dan membagikan separuh buku-bukunya untuk saya bawakan.

Selama 3 tahun di SMU kami jadi sahabat. Saat kelas III, kami erencanakan melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbeda. Tapi kami pasti tetap jadi sahabat. Jarak tidak akan memisahkan kami. Kyle akan mewakili kami pada saat pesta perpisahan. Untung bukan saya. Meski kelihatannya Kyle kutu buku dan aneh, tapi terkenal di kelas.

Banyak anak cewek mendekati dia. Kadang saya iri hati padanya. Dan pada hari pesta perpisahan, dia kelihatan keren dengan jubah pelantikannya. Tapi kelihatan dia tegang dan gelisah harus memberi sambutan. Aku tpuk punggungnya. “Tenang bung. Kami pasti keren.” Ia melihat saya dengan pandangan penuh terimakasih.

Sambutan Kyle seperti berikut: “Hari Pelantikan adalah saat untuk berterimakasih kepada mereka yang menolongmu melalui tahun-tahun berat, orang tua, guru-guru, saudara/i. mungkin pak pelatih. Tapi sebagian besar adalah kepad teman-temanmu. Saya ada disini untuk bersaksi bahwa menjadi sahabat bagi seseorang adalah hadiah terbaik yang dapat kamu berikan.

Saya ceritakan pengalaman saya….” Saya terbengong-bengong; Kyle menceritakan pengalaman saat kami pertama kali bertemu. Ia rencana mau bunuh diri pada akhir pekan itu. Karena itu dia bawa semua buku-bukunya pulang, sehingga mamanya tidak perlu ke sekolah untuk mengambili barang-barag\ngnya di sekolah. Dia melihat ke saya dan tersenyum kecil. “Syukurlah saya diselamatkan. Teman saya menyelamatkan saya dari tindakan yang tak dapat dibayangkan.”

Saya mendengar desahan terkejut dari hadirin, ketika anak muda yang ganteng dan ngetop ini menceritakan saat ia paling lemah. Orang tua Kyle melihat kepada saya dan memberikan senyum yang penuh terimakasih. Baru saat itu saya menyadari makna mendalam tindakan saya. Jadi, jangan menganggap rendah kuasa perbuatan kita.

Satu ungkapan sederhana, kita dapat mengubah hidup seseorang. Jadi lebih baik atau lebih buruk. Tuhan menempatkan kita dalam hidup orang lain untuk ikut memberi pengaruh pada hidupnya. Jadi temukan Tuhan pada sesama. Sahabat adalah malaikat-malaikat yang mengangkat kita, saat sayap-sayap kita sulit terbang.

Selama masa Adven ini, Gereja juga bersama penghuni surga menyiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan dalam hati kita. Pendalaman Iman AAP, kotak AAP, Sakramen Tobat; dan secara khusus, adanya anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama, mengingatkan kita, betapa Tuhan mau hadir dalam hati kita. Kesibukan kita untuk mempersiapkan anak-anak ini, rekoleksi untuk orang tuanya dan semua kesibukan kita mempersiapkan Natal ini, bukan sekedar kesibukan rutin.

Allah mengutus para malaikatnya untuk mempersiapkan jalan bagi kedatanganNya. Hal ini tidak hanya terjadi dahulu kala. Kehadiran para penghuni surga disini dan sekarang, menjadi nyata dalam kesibukan dan keinginan kita untuk saling membantu dan bekerja sama; bukan hanya sekali ini, dalam persiapan Natal tahun ini, tetapi juga untuk jangka panjang yang jauh: membantu anak-anak kita menjadi orang-orang yang mencintai Tuhan Yesus yang hadir dalam Ekaristi. Selamat bekerja sama dengan para malaikat surga yang hadir di hati anda. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version