Renungan Harian
Kamis, 29 September 2022
Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung
Bacaan I: Dan. 7: 9-10. 13-14
Injil: Yoh. 1: 47-51
SEJAK masih kecil, saya sudah akrab dengan cerita-cerita tentang malaikat. Terlebih setiap kali mau tidur bapak, ibu memberkati dan selalu membisikkan bahwa saya akan selalu dilindungi oleh malaikat.
Pada saat itu saya selalu percaya bahwa memang ada malaikat yang akan melindungi saya. Namun demikian kalau saya diminta untuk menggambarkan dan bercerita tentang malaikat pasti yang muncul adalah sosok yang selama ini digambarkan sebagai sosok yang bersayap dan bisa terbang.
Meski tidak jelas benar bagi saya, namun karena selalu ditanamkan dalam diri maka sosok itu menjadi akrab dengan hidup saya.
Saat saya berpamitan dengan orang tua untuk menjalani tahun orientasi kerasulan di Dili Timor-Timur (Timor Leste), bapak dan ibu mengatakan bahwa mereka selalu berdoa dan yakin bahwa Tuhan akan mengirimkan malaikat-Nya untuk mendampingi dan melindungi saya.
Saat itu saya merasa aneh dengan pesan bapak dan ibu itu karena saya merasa sudah besar kata-kata bahwa saya akan selalu didampingi dan dilindungi malaikat terasa aneh.
Saya merasa bahwa perkataan itu hanya cocok untuk anak-anak yang hendak tidur.
Ternyata setiap kali saya pulang liburan dan akan kembali ke tempat pengutusan, bapak dan ibu selalu mengulang kata-kata itu yaitu bahwa bapak dan ibu selalu berdoa dan yakin bahwa Tuhan akan mengirimkan malaikat-Nya untuk mendampingi dan melindungi saya.
Meski terasa aneh, tetapi saya mengamini doa dan pesan bapak dan ibu itu. Sudah pasti saya tidak membayangkan bahwa akan ada sosok bersayap yang datang melindungi saya.
Saya juga tidak tahu serta tidak pernah bertanya ke bapak dan ibu apa yang dibayangkan dengan pesan itu.
Dalam perjalanan hidup, saya mengalami banyak peristiwa di mana ada begitu banyak orang yang seolah-olah disediakan untuk mendampingi, melindungi dan menolong saya.
Mereka seakan-akan ada begitu saja bahkan banyak yang saya sendiri tidak mengenalnya. Saya kemudian menjadi sadar dan mengerti tentang doa dan pesan bapak dan ibu.
Iman bapak dan ibu bahwa lewat doa mereka Tuhan akan mengirim malaikat-Nya ternyata benar. Bukan sosok yang bersayap tetapi orang-orang yang ada dan tersedia untuk mendampingi, melindungi dan menolong saya.
Aku merasakan begitu banyak malaikat yang Tuhan sediakan dan berikan dalam perjalanan hidup saya.