Malam Jum’at Kliwon di Sriningsih

0
441 views
Gua Maria Sendang Sriningsih. (Mathias Hariyadi)

Puncta 31.01.23
PW. St. Yohanes Bosco, Imam
Markus 5: 21-43

SEORANG ibu dengan khusuk berdoa di depan patung Bunda Maria di Sriningsih. Bibirnya terlihat komat-kamit mendaraskan doa dan tangannya menjulurkan manik-manik rosario.

Setiap malam Jum’at Kliwon, d\ia selalu datang di Sriningsih. Walau hari hujan, dia tetap setia berdoa di sana.

“Saya bersyukur kepada Tuhan, Romo. Lewat pertolongan Bunda Maria saya sembuh dari penyakit kista yang saya derita bertahun-tahun,” katanya mengawali kisahnya.

“Tahun 2010 saya divonis dokter terkena kista ganas. Saya sudah berusaha berobat ke mana-mana, bahkan sampai di Singapura. Tetapi belum sembuh juga. Dalam keputusasaan, saya diajak berdoa di Gua Maria Sriningsih ini.

Saya hanya pasrah kepada Tuhan melalui Bunda Maria.”

Dia menatap Maria yang mengatupkan tangannya di atas sana.

“Setiap bulan, pada malam Jum’at Kliwon saya berjalan dari bawah. Walau sekarang jalan sudah dibangun bagus, tetapi demi melunasi nadar saya kepada Tuhan, saya mendaki jalan ini sambil berdoa dalam hati. Saya merasa dijamah oleh Tuhan dan saya menjadi sembuh. Berdoa di bawah pohon beringin rindang ini terasa damai dan nyaman”

“Ya luar biasa, ibu sembuh,” kata dokter keheranan.

Setelah itu saya tidak henti-hentinya bersyukur pada Tuhan melalui Doa Rosario di Sriningsih ini.”

Wajah ibu itu berseri-seri saat mensharingkan pengalamannya disembuhkan Tuhan.

Dalam Injil hari ini dikisahkan kesembuhan seorang ibu yang sudah bertahun-tahun mengalami sakit pendarahan. Ia sudah berusaha berobat ke berbagai tabib tetapi tidak ada hasilnya.

Bahkan seluruh hartanya habis untuk pengobatan namun tetap tiada perubahan. Kondisinya makin memburuk.

Ibu itu mendengar banyak hal tentang Yesus. Dia tahu bahwa Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah Yairus, yang anaknya sakit keras.

Ibu itu mencoba mendekati Yesus dan dia berusaha menjamah jubah-Nya. “Asal kujamah jubah-Nya saja aku akan sembuh.”

Iman ibu itu sungguh besar. Ia percaya pasti Yesus bisa menyembuhkannya. Ia berusaha menerobos kerumunan banyak orang yang menghalanginya. Puji Tuhan, ia sembuh.

Begitu pula yang dialami Yairus. Ia datang kepada Yesus memohon kesembuhan anaknya.

Di tengah jalan, hamba-hambanya memberitahu bahwa anaknya sudah mati. Tetapi Yairus percaya Yesus bisa mengatasi persoalan ini.

Yesus menguatkan Yairus untuk tetap percaya. “Jangan takut, percaya saja,” kata Yesus.

Tidak usah takut dan percaya saja, itulah kekuatan Yairus. Karena imannya itulah Yesus membangkitkan anaknya yang sudah mati.

Apakah kita mempunyai iman kepada Tuhan? Beranikah kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada kuasa Allah?

Apakah kita masih takut dan kawatir tentang hidup kita? Percayakan sepenuhnya kepada Tuhan. Dia yang akan mengatasi semuanya.

Pergi ke toko membeli secuil roti,
Roti habis diganti dengan bakmi.
Allah peduli dan Allah mengerti,
Segala persoalan yang sedang kita hadapi.

Cawas, Jangan takut, percaya saja…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here