“Mari Kita Mulai Lagi”, Suara Khalayak Peringati HUT ke-50 Paroki Pejompongan, Jakarta

0
471 views
Misa perayaan HUT ke-50 Paroki Pejompongan, Jakarta, bersama Uskup KAJ Ignatius Kardinal Suharyo dan para imam. (Mathilda Birowo Wowor)

“Karena itu, saudara-saudariku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor.15:58)

Sudah sangat lengkap

“Seharusnya saya tak perlu memberi homili karena hari ulang tahun ke 50 paroki sebetulnya sebuah homili yang sudah sangat lengkap,” cetus Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengawali homilinya, 22 Mei 2022 di Paroki Pejompongan, Gereja Kristus Raja.

Di-hari ulang tahun emas paroki ini, beliau mengucap syukur kepada Tuhan yang selalu menggerakkan hati sekian banyak pribadi sesuai peran masing-masing.

Keterlibatan diri dalam mengambil peran guna mengembangkan gerakan-gerakan kreatif yang menurutnya akan membuat gereja semakin hidup.

Gereja Universal memberi inspirasi sangat bagus dalam rangka menyiapkan Sinode Para Uskup tahun 2023 mendatang.

“Paling penting adalah empat kata inspiratif yakni ‘Menuju Gereja Sinoda’ yang artinya ‘Berjalan bersama sebagai Persekutuan, Partisipasi, dan Misi’. Itu saja sudah sangat penting,” jelas Bapak Uskup.

Mari mulai lagi

Romo Jacobus Tarigan Pr, Pastor Kepala Paroki Pejompongan, menegaskan Gereja itu ada untuk masyarakat, sehingga perlu bertanya kepada diri kita apakah kehadiran kita sungguh-sungguh sudah bermanfaat bagi masyarakat. Selanjutnya dikatakan, hidup beriman kita adalah sebuah perjalanan. Boleh disebut juga bagai peziarahan iman. Paroki sekarang ini dikelilingi bangunan-bangunan tinggi apakah itu apartemen, kondominium, perkantoran.

Umat tampak bertambah, tetapi cara hidup dan hidup umat sekarang pasti sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Saya diberi berkat untuk mendampingi umat paroki ini pada estafet kelima puluh tahun. Saat ini, Paroki Pejompongan menghadapi tantangan zaman di tengah kota metropolitan. Perkembangan, kemajuan, perubahan sosial masyarakat turut mempengaruhi perkembangan paroki pula. Umat paroki Pejompongan pun sungguh sadar akan perpindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur,” ungkapnya.

“Zaman telah berubah dan kita pun turut berubah di dalamnya. Pastoral perkantoran dituntut untuk menghargai waktu, singkat dan terampil dalam teknologi digital. Kita telah masuk dalam Revolusi Industri, bahkan sudah masuk dalam pendekatan metaverse. Sehingga manusia perlu mampu menciptakan nilai baru,” jelas Romo Jack, demikian panggilannya. Dikatakan dalam kata sambutan HUT ke-50 Paroki Pejompongan yang mengusung tema “Mari Kita Mulai Lagi”.

“Mari Kita Mulai Lagi” menjadi tema perayaan sederhana HUT ke-50 Paroki Pejompongan, Jakarta Pusat. (Ist)

Suara mantan pastor paroki

Romo Antonius Suhardi Antara Pr juga pernah mengampu pastoral di Paroki Pejompongan. Ia mengungkapkan, pastor paroki dapat berganti-ganti sesuai penugasannya, namun umat dan gereja adalah tetap.

Disebutkan pula dalam homilinya pada misa Minggu hari ini tanggal 22 Mei 2022, jika dikatakan umat semua pasti senang dengan pastornya, menurutnya tidak selalu demikian.  

“Pastilah ada umat yang mungkin tidak suka, itu manusiawi. Namun, sekiranya kita tak suka dengan pastor kita, bukan berarti lalu enggan ke gereja atau berhenti beraktifitas di paroki. Itu salah, karena hubungan kita dengan Allah. Tetaplah ke gereja dan melayani”, katanya.  

Selanjutnya diakui pula bahwa saat pandemi, banyak orang sudah keenakan mengikuti misa daring, sehingga saat sudah dapat mengikuti misa di gereja malah menjadi malas.

“Sebelumnya kritik karena tak bisa ke gereja, dibatasi, kepingin misa di gereja, sekarang malah keterusan misa luring,” ungkap Romo Antara.

Kesan pastor rekan

Romo Rafael Yohanes Kristanto Pr sekarang ini menjadi Pastor Rekan di Paroki Pejompongan. Ia menyatakan, perjalanan mensyukuri adalah jatidiri Gereja yang kini dihadapkan pada era globalisasi dan modernisasi yang ditandai pesatnya kemajuan teknologi informasi yang membawa berkah sekaligus litani persoalan.

Perubahan menggiring umat beriman pada perilaku hedonis, konsumptif, dan materialistik.

“Keluarga-keluarga Katolik hendaknya tekun dalam doa, menyambut sakramen-sakramen, serta terus menerapkan kasih,” tegasnya.

“Mari kita mulai lagi adalah kesempatan berarti saat ini untuk umat lebih serius, berani dan menguji iman kita. Tema HUT paroki ini mengajak seluruh umat untuk menyadari bahwa belum banyak yang kita perbuat bagi mereka yang kecil, menderita, miskin dan difabel,” ungkapnya.

Uskup KAJ Bapak Kardinal Suharyo, para pastor yang pernah dan masih berkarya di paroki, dan panitia HUT ke-50 Paroki Pejompongan, Jakarta. (Mathilda Birowo Wowor)

Harapan Ketua I Dewan Paroki

Ignatius Emon Winardi Danudirgo adalah Wakil Ketua 1 Dewan Pastoral Paroki.  Menurutnya, persekutan umat juga mengandalkan relasi yang terawatt terjalin dan mendekatkan. Baik dalam konteks kegiatan atau layanan pastoran maupun pewartaan. Keterbukaan dan keterlibatan umat luar paroki pada gilirannya juga membangun persekutan umat paroki.

“Berbagai aktivitas paroki banyak melibatkan partisipasi dan kontribusi dari umat luar wilayah paroki. Interaksi umat paroki membentuk kehasan relasional tersendiri. Semangat keterbukaan, kepedulian berbela rasa serta ikut ambil bagian dengan penuh suka cita bersama adalah upaya menghadirkan kasih Allah,” diutarakan dalam sambutan HUT 50 tahun Paroki.

Melihat kembali oleh Ketua Panitia

Tomas Budi Sukendro selaku Ketua Panitia  mengakui berbagai bentuk dan kesempatan menjadi tantangan yang perlu dirawat.

“Darah, keringat serta air mata umat mula-mula Pejompongan telah menetes subur di atas tanah pejompongan. Tetesan itu tak berkesudahan, terus mengalir hingga kini berdiri jemaat yang mandiri dan militansi dalam iman. Kita diajak untuk terus bertahan dalam iman agar benih-benih yang telah ditanam kan dapat terus tumbuh dan menghasilkan buah berlimpah,” ungkapnya penuh syukur.

Kenangan lama untuk terus diingat

Hari kemarin telah berlalu, hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini, maka mari kita mulai lagi. Kita belum berbuat banyak selama ini. (St. Fransiskus Assisi & Mother Teresa dari Calcutta)

50 tahun sudah Paroki Pejompongan hadir di jantung ibukota. Banyak kisah manis terukir dalam lembar buku dan persaudaraan indah termaknai dalam tayangan Video.

Ikuti kilas balik HUT ke 50 Paroki Pejompongan. Sebuah refleksi untuk bersama melakukan lebih banyak lagi. “Mari Kita Mulai Lagi”

link buku kenangan :
bit.ly/BukuKenangan50Th

link video kenangan :
https://youtu.be/uD_ZgWfC8oU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here