Home BERITA Maria Memilih yang Terbaik

Maria Memilih yang Terbaik

0
855 views
Ilustrasi: Tuhan Yesus bersama Marta dan Maria

Minggu, 20 Juli 2025

Kej. 18:1-10a
Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5
Kol. 1:24-28
Luk. 10:38-42

PELAYANAN adalah anugerah yang Tuhan percayakan kepada kita, suatu kehormatan yang tidak layak kita peroleh.

Pelayanan adalah panggilan mulia: kesempatan untuk mengambil bagian dalam karya kasih-Nya di tengah dunia. Namun, di balik kemuliaannya, ada satu hal mendasar yang tidak boleh kita lupakan: pelayanan harus berakar pada relasi pribadi dengan Tuhan.

Ketika pelayanan hanya dijalani sebagai rutinitas, perlahan hati kita bisa menjadi kering. Kita mulai melayani bukan karena cinta, tetapi karena kebiasaan atau tekanan.

Kemudian kita mengandalkan kekuatan sendiri, bukan lagi kasih karunia Tuhan. Tanpa sumber air hidup itu, semangat kita cepat padam, hati kita mudah lelah, dan sukacita pelayanan pun sirna.

Saat itulah nudah muncul rasa kecewa, iri hati, bahkan kemarahan, karena kita merasa apa yang kita lakukan tak dihargai, atau hasilnya tidak seperti yang kita inginkan.

Padahal, pelayanan sejati bukanlah soal dilihat orang atau diakui, melainkan soal taat kepada Tuhan yang memanggil.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Sering kali kita seperti Marta: sibuk, gelisah, dan merasa harus mengerjakan banyak hal demi Tuhan. Kita berpikir pelayanan kita adalah bukti cinta kita kepada-Nya. Namun, tanpa kita sadari, kesibukan itu dapat membuat hati kita jauh dari Dia yang menjadi alasan semua pelayanan kita.

Yesus tidak memarahi Marta karena melayani. Yang disorot-Nya adalah hati Marta yang menjadi gelisah dan terbeban, hingga ia kehilangan damai.

Marta merasa terbeban karena ia melayani hanya dengan tenaga, bukan dengan hati yang terlebih dahulu diisi kasih Tuhan.

Maria, sebaliknya, memilih untuk duduk diam di kaki Yesus, mendengarkan sabda-Nya. Ia memilih ‘bagian yang terbaik’ kedekatan dengan Tuhan sendiri.

Bukan berarti Maria tidak mau bekerja, tetapi ia menempatkan prioritas: hati yang dipenuhi firman Tuhan sebelum tangan bekerja. Karena pelayanan sejati lahir dari perjumpaan dan relasi dengan Dia.

Dalam hidup kita, banyak hal yang penting, tetapi hanya satu yang paling perlu: duduk di hadapan Tuhan, mendengar-Nya, dan tinggal dekat dengan-Nya. Dari sanalah lahir kekuatan, sukacita, dan arah yang benar untuk setiap tindakan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sering membiarkan kesibukan pelayanan atau pekerjaan membuat hatiku gelisah dan terbeban?

Apakah aku telah mendengar firman Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here