Martabat Orang Pilihan

0
197 views
Ilustrasi: Martabat manusia (http://ihmimmaculata.org)

KETIKA negara sedang menghadapi pemilihan umum, biasanya suhu politik meninggi. Sebagian dari mereka yang ingin menduduki posisi berjuang; penuh ambisi.

Apa tujuannya?

Menjadi orang yang dipilih. Itu berarti diakui, dipercaya, dan diberi kekuasaan serta wewenang. Karena kekuasaan yang diberikan itu merupakan tugas, dia yang menerimanya berhak memperoleh pelbagai imbalan dan fasilitas.

Dipilih oleh manusia membuat orang merasa terhormat dan bangga. Bagaimana dengan mereka yang dipilih oleh Tuhan?

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yoh 15: 16).

Ungkapan itu mengandung dua pesan penting. Pertama, bahwa beriman itu bukan pilihan dari manusia, melainkan dari Tuhan. Iman itu anugerah. Dialah yang memanggil dan memilih manusia.

Bersyukurlah, dipilih oleh Tuhan!

Kedua, dipilih oleh Tuhan berarti menerima tugas perutusan. Intinya, mengasihi seperti Tuhan Yesus mengasihi (lihat Yoh 15: 12).

Itu berarti bahwa dalam mengasihi orang mesti menimba kekuatan dari Tuhan dan meneladan Dia.

Para pengikut Yesus bukan orang-orang yang berambisi untuk dipilih oleh manusia. Mereka telah dipilih oleh Tuhan untuk melaksanakan misi-Nya. Mereka juga diberi fasilitas oleh Tuhan. Namanya, rahmat.

Sebagian orang yang dipilih secara politik sering mengutamakan kepentingan sendiri dan kelompoknya. Sedang yang dipilih Tuhan diutus untuk mengasihi.

Konsekuensinya, melupakan kepentingan diri. Itulah martabat sejati orang-orang pilihan.

Jumat, 20 Mei 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here