Mau Masuk Surga? Jadilah Seperti Anak-Anak

0
569 views
Ilustrasi: Paus dan anak kecil. (Ist)

Bacaan 1: Yeh 18:1 – 10. 13b. 30-32
Injil: Mat 19:13 – 15

PERISTIWA unik terjadi di acara audiensi mingguan Paus Fransiskus di Aula Paul IV, Vatikan (21/08/2019). Clelia Manfellotti, 10 tahun, berasal dari daerah Napoli, Italia mengganggu sang pemimpin Vatikan, ketika menyampaikan materi.

Clelia dengan santai berjalan menuju panggung dan beberapa kali melewati di depan Paus Fransiskus yang sedang duduk. Ia tampak berlarian bahkan sesekali berkacak pinggang pada sang Paus.

Uniknya, Paus Fransiskus tidak merasa terganggu dengan perlakuan Clelia dan membiarkannya ‘berkeliaran’.

Paus Fransiskus bahkan menghalangi petugas keamanan untuk menertibkan sang gadis cilik tersebut. Keputusan Paus Fransiskus tersebut membuat para hadirin bertepuk tangan meriah.

Kejadian ini mirip dengan bacaan injil hari ini, di mana Tuhan Yesus ingin anak-anak datang pada-Nya namun sempat dihalangi para murid-Nya.

“Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga”.

Beberapa penafsir mengatakan bahwa anak-anak menjadi pemilik sorga bukan karena sifat yang lugu dan polos, melainkan tingkah laku mereka yang selalu gembira, menerima segala sesuatu sebagai anugerah.

Di surga memang tidak ada lagi kesedihan, namun hanya sukacita selamanya dan masuk ke sorga bukanlah ditentukan sendiri oleh tabungan pahalanya namun merupakan anugerah kasih karunia Allah saja.

Tuhan Yesus menegur para murid, karena seolah mereka telah lupa pada pengajaran sebelumnya bahwa anak-anak adalah pemilik surga.

Dalam nubuatan Nabi Yehezkiel dikatakan bahwa bangsa Israel meratapi hukuman penderitaan dalam pembuangan akibat dosa atau kesalahan nenek moyangnya dan menuduh Allah tidak adil.

“Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu?”, ayah berbuat dosa dan anak harus menanggung dosa. Mereka lupa bahwa dosa-dosa mereka sendiri lebih parah daripada dosa para leluhur itu.

Dalam nubuatan ini, Nabi Yehezkiel, mengajarkan kebenaran dasar bahwa setiap orang bertanggung jawab kepada Allah atas hidupnya sendiri. Bahwa tidak ada dosa yang diwariskan kepada keturunannya, sebab perbuatannya sendirilah yang menyebabkan seseorang berdosa.

Pesan hari ini

Untuk bisa masuk dalam Kerajaan sorga maka seseorang harus menjadi seperti anak kecil di dalam iman dan dengan rendah hati mengakui bahwa hal itu terjadi karena kebaikan Allah, bukan karena pahala dirinya, bukan pula karena dirinya suci tanpa noda.

Dosa tidak bisa diwariskan kepada keturunan seseorang, sebab ia harus mempertanggungjawabkan sendiri perbuatannya di hadapan Allah kelak.

“Anda perlu masa-masa sulit untuk menjadi kuat, jika tidak, Anda tetap lemah” – Maxime Lagace

Bersatu Melawan Coronavirus, pakailah maskermu dan tetap jaga jarak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here