“Meet and Greet”, Cara Pertemukan Donatur dan Korban Bencana NTT untuk Misi Kemanusian

0
198 views
Para pastisipan dalam acara "Meet and Greet" antara jaringan donatur di Amerika Serikat dan para korban bencana alam Badai Tropis Seroja di NTT. (Ist)

BENCANA alam berupa banjir bandang dan Badai Tropis Seroja telah melanda sejumlaj kawasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bulan April 2021.

Hingga kini, bencana alam tak terduga itu masih menyisakan luka yang amat dalam bagi bangsa Indonesia. Khususnya keluarga korban yang terdampak.

Meskipun bencana tidak terjadi lagi, tetapi dampaknya masih terasa bagi mereka yang kehilangan sanak saudara, menderita sakit, kehilangan rumah, dll.

Berbuat kebajikan

Tak dipungkiri, banyak donatur baik secara pribadi maupun lembaga lalu termotivasi membuat aksi nyata.

Untuk menunjukkan kepedulian dan rasa kemanusiaan. Untuk mereka yang sangat membutuhkan. Tanpa memandang perbedaan suku, agama, budaya, ras, bahkan negara. 

Pada Minggu (23/05/2021) diadakan acara Meet and Greet antara jaringan donatur Kongregasi SVD di Amerika Serikat -termasuk berbagai komunitas Katolik Indonesia di Atlanta, Chicago, California- bersama para koordinator dan distributor bantuan di NTT, dan perwakilan korban yang nantinya akan menerima bantuan tersebut.

Romo Matheus Ro SVD sebagai misionaris sekaligus koordinator di USA bertindak sebagai moderator acara. Pertemuan virtual ini dimulai pkl. 09.00 WIB.

Sekitar 52 orang partisipan bergabung pada room aplikasi zoom.

“Berdasarkan data BNPB rilisan tanggal 14 April lalu, sebanyak 509 ribu orang telah terdampak bencana karena Badai Tropis Seroja. Sebanyak 181 orang meninggal, 45 orang hilang, 11.400 mengungsi, 271 orang cidera. Sebanyak l66 ribu rumah rusak,” ungkap Romo Matheus dalam sesi pertemuan virtual ini.

Duka ini merupakan duka kita bersama

Oleh karena itu, para misionaris di USA juga ikut merasakan kesedihan terkait bencana tak terduga ini.

Terdorong rasa cinta dan keprihatinan mendalam banyak orang, akhirnya berhasil terkumpul donasi amal cukup besar dalam waktu cukup singkat.

Jumlah dana yang masuk sebesar US$42,000.

Dana ini sudah diserahkan kepada NTT and Timor Timur untuk membantu dan meringankan beban mereka.

Beberapa korban yang menerima bantuan langsung memberi kesaksian dan ucapan terimakasih atas kepedulian para donatur.

Di antaranya datang dari Pulau Timor yang diwakili oleh 15 orang.

“Kejadiannya adalah badai hujan dan angin datang tiba-tiba. Lalu air bah juga masuk rumah saya. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena tiba-tiba air sudah masuk ke rumah. Pada saat banjir, kami dalam keadaan tidur. Rumah-rumah sudah tertimbun kayu, semua tertimbun. Saya teriak, ‘banjir…tolong…’ dan terakhir saya lalu lari dan ajak keluarga ke tempat yang agak tinggi.”

Kesaksian dari korban bencana alam di NTT pada Minggu (23/05/2021)

Sr. Aloysia Teti SSpS sebagai Provinsial SSpS sekaligus Koordinator bantuan di Timor, menyatakan kerjasama baik berhasil terjalin dengan tim JPIC SSpS dan SVD.

Mereka membuka dapur  umum untuk penyediaan makanan untuk para korban sebagai tanda keberpihakan terhadap korban bencana alam di NTT.

“Perlu antisipasi menyediakan makanan, karena biasanya selesai banjir mulai muncul penyakit kolera dan malaria. Maka kami juga menyediakan simpanan sembako agar mereka tetap bisa mendapat asupan gizi,” ungkapnya.

Hal yang perlu disyukuri bahwa selesai banjir tersebut tidak terjadi penyakit kolera, malaria, dan demam berdarah karena sudah diantisipasi sebelumnya dengan asupan gizi dan makanan yang cukup. Hingga saat ini mereka semua sehat, namun masih kekurangan makanan.

Ini merupakan karya Roh Kudus.

Berterimakasih

Betapa besar kepedulian para donator yang ada di USA, menggerakkan para hati untuk hadir bersama kami. Pedulimu membuat peduli kami semakin berarti dan penuh

“Kami menerima banyak bantuan dari banyak orang tanpa mengenal mereka sebelumnya, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih banyak,” ungkapnya.

Distributor bantuan Flores bagian Timur menjalin kerjasama antara para suster, relawan Lembata, dan pemuda mesjid. Guna bisa menyalurkan makanan dan obat-obatan kepada masyarakat yang terdampak bencana.

Model pelayanan dilakukan dengan prioritas penyediaan materi dan bantuan sembako. Mereka membentuk tim bidang kesehatan dengan melibatkan para suster SSpS. Untuk penanganan trauma healing, karena banyak orang mengalami trauma secara psikologis.

Pemerintah membangun banyak posko pelayanan. Tim memberi perhatian pada mereka yang belum mendapat bantuan. Terutama mereka yang tinggal di dataran tinggi. Banyak kesulitan dan tantangan dialami untuk bisa mengantar bantuan tersebut.

Namun, karena melaksanakan dengan sukacita – apalagi ada kerjasama dengan relawan dan pemuda muslim setempat, maka bantuan kemanusiaan bisa disalurkan. Tanpa melihat perbedaan agama, budaya, suku dll.

Satu hal unik mereka alami. Mengatur jadwal doa sesuai kebutuhan masing-masing.

Karya amal kasih di lapangan

Tim JPIC SVD dan SSpS Timor Leste menyampaikan kabar, mereka sudah membantu perbaikan instalasi air bersih untuk 50 kepala keluarga korban bencana. Juga membantu instalasi air bersih untuk 100 kepala keluarga.

26 KK dibantu mendapatkan material bangunan seperti seng, besi, dan paku, kebutuhan sekolah anak-anak, dan masih jenis sumbangan lain.

Cerita dan kesaksian tersebut disambut baik oleh beberapa orang donatur yang hadir, termasuk Mr. Jeff McCroy. Ia benar-benar terharu dengan kesaksian nyata dari para penyalur bantuan dan korban yang menerima bantuan tersebut.

“Saya begitu bangga dengan kalian berada di garis depan yang bekerja tanpa lelah merangkul semuanya. Membantu mereka yang tidak seiman tanpa membedakan agama, suku, dan budaya. Saya bangga dengan kalian semua,” ujarnya dari wilayah “seberang sana” di Amerika.

Erni Dini menceritakan upaya aksi dana dengan sebutan Miracle of 400 Lontong. (Ist)

Bu Erni Dini menyampaikan upaya yang mereka lakukan. Yakni, aksi pengumpulan dana dengan berjualan lontong.

Pada awalnya, mereka berencakan mau menjual 400 lontong dalam jangka waktu tiga pekan. Namun “mukjizat” terjadi. Karena dalam waktu sepekan saja, sudah terjual sebanyak 400 lontong.

Erni menambahkan, orderan beli lontong langsung meningkat. Bahkan tambah kuotanya hingga 469 lontong, selain otak-otak. Ada yang menyumbang kerupuk, kulkas, bumbu, dll.

Ini merupakan mujizat yang nyata terjadi. “Ini bukan hasil kerjaan kami, tetapi pekerjaan Tuhan. Tuhan membuka jalan bagi kita,” ujar Erni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here