Melihat Hans Kung dari Perpektif Vatikan

1
2,049 views

hans kungSAAT Gereja Katolik menyelenggarakan Konsili Vatikan II awal tahun 1960-an,  Hans Kung ikut serta sebagai tenaga ahli teologi bersama Joseph Ratzinger dalam mendukung jalannya konsili tersebut. Hans Kung kemudian meniti karir sebagai dosen atau profesor teologi katolik di Universitas Tubingan.

Joseph Ratzinger kemudian juga menajadi dosen dan profesor teologi katolik di universitas lain dan kemudian hari menjadi Uskup Agung Muenchen-Freissing dan baru kemudian pindah ke Vatikan dan berkarir di sana sampai akhirnya terpilih menjadi Paus Benediktus XVI .

Hans Kung  tetap berkaris  menekuni profesinya sebagai profesor teologi di Tubingen.

Dari Universitas Tubingen inilah, Hans Kung merilis pemikiran-pemikiran kritisnya terhadap Gereja Katlik dan tentu saja juga tentang Vatikan dan Paus.

Karena kritik-kritik itu, maka pimpinan gereja (Vatikan) melalui Uskup setempat di Jerman menghubungi Fakultas Teologi Katolik Universitas Tubingan dan meminta atau mendesak agar Hans Kung agar dikeluarkan dari fakultas tersebut.

Memang di Jerman ada konkordat atau perjanjian antara Gereja Katolik dengan Pemerintah Setempat dalam mengatur atau mengelola Fakultas Teologi Katolik di universitas negeri di sana. Berdasarkan perjanjian atau konkordat tersebut, maka Hans Kung dikeluarkan dari Fakultas Teologi Katolik Universitas Tubingen .

Namun Rektor Universitas Tubingen menciptakan sebuah Lehrstuhl khusus baru bagi Hans Kung sehingga beliau tetap berkarya di unversitas tersebut . Jadi disini kita menyaksikan bahwa karena kritisnya Hans Kueng terhadap Gereja Katolik maka beliau dikeluarkan dari Fakultas Teologi Katolik namun oleh Rektor universitas tersebut beliau tetap dikaryakan di universitas Tuebingan

Inilah penjelasan yang saya peroleh dari seorang kawan saya yang juga seorang professor Jerman di bidang politik  beberapa tahun silam tentang jalannya karir Hans Kung didunia perguruan tinggi. Betul bahwa Hans Kung itu seorang Swiss, namun karena reputasi ilmiahnya maka beliau laku dimana-mana termasuk di Jerman sendiri, tempat pengembangan ilmu teologi katolik yang amat maju.

Hans Kung dan Bela

Memang betul apa yang dikatakan Hans Kung dalam interpiu di bawah ini bahwa beliau tak boleh menyebut sebuah nama untuk dicalonkan sebagai Paus, karena pastilah orang tersebut tidak akan dipilih oleh para Kardinal yang akan berkumpul dan memilih Paus yang baru bulan Maret nanti. Di sini tersirat bahwa pendapat atau ide-ide Hans Kung tentang Gereja Katolik ke depan kurang mendapat pasaran dikalangan para Uskup dan para Kardinal pada saat ini.

Itulah sedikit komentar saya tentang Prof. Hans Kung yang telah beberapa kali saya jumpai sebagai pembicara utama dalam pertemuan-pertemyan lintas iman internasional di Kyoto, Jepang (tahun 2006) lalu tahun 2009 di Melbourne dan tahun 2010 beliau datang ke Jakarta dan berceramah di sini.

Di Jakarta saya melihat beliau mempunyai banyak sekali penggemar dan dari daerah ada permintaan agar beliau juga berceramah di tempat mereka, tapi karena usia beliau tidak terlalu muda lagi maka permintaan tersebut tidak dapat dipenuhinya.

Photo credit:

  • Prof Hans Kung (Ist)
  • Prof Hans Kung bersama penulis saat konferensi interfaith di Melbourne, Australia (dokumen pribadi)

1 COMMENT

  1. Hans Kung mendambakan Theology yang berkembang , tidak statis ; menyedihkan memang waktu Hans Kung mengatakan bahwa Gereja Katolik masih seperti yang dulu (zaman pertengahan) . Hans Kung mendambakan Kebebasan Berfikir , Ber theology , Beragama ;tidak berhenti pada dogma dogma ; harus bisa berkembang sesuai zaman ; tidak berarti kita harus mengubah Injil namun sesuai dengan hukum universal , Kasih dan tentunya Rational . Kita melihat Hans Kung yang jujur mengamati Gereja dan Umat manusia dan berani tegas mengkritik . Semoga cita 2 Hans Kung menjadi nyata.
    Terima kasih Hans Kung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here