Memberi Hidup bagi Sesama

0
143 views
Berusaha menolong para korban sesuai metode first aid. (Ist)

SEORANG bijaksana berkata, “Hidup bukanlah tentang apa yang aku miliki, tetapi apa yang bisa aku beri kepada Tuhan dengan apa yang aku miliki.”

William Booth, pendiri Salvation Army, yaitu sebuah yayasan sosial keagamaan yang banyak membantu orang miskin, terpaksa kehilangan penglihatannya.

Anaknya, Bramwell diberi tugas sulit untuk memberitahu ayahnya bahwa tidak ada kemungkinan penglihatannya bisa pulih.

Booth berkata dengan penuh pertanyaan, “Maksudmu, aku buta?”

Anaknya menjawab, “Sepertinya demikian.”

Ayahnya melanjutkan, “Jadi, aku tidak akan dapat melihat wajahmu lagi?”

Dengan tenang, anaknya menjawab, “Tidak. Mungkin tidak bisa di dunia ini.”

Booth menjawab, “Bramwell, aku sudah melakukan apa yang aku bisa lakukan untuk Tuhan dan sesama dengan mataku. Sekarang aku harus lakukan apa yang aku bisa lakukan untuk Tuhan tanpa mataku.”

Gunakan keterbatasan
Kondisi fisik kita yang terbatas sering menjadi alasan bagi kita untuk membatasi diri kita dalam melayani sesama. Namun semestinya hal ini tidak perlu terjadi. Mengapa? Karena manusia dapat menggunakan keterbatasan dirinya untuk melakukan berbagai hal yang baik bagi diri dan sesama.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk terus-menerus berjuang untuk mempersembahkan diri bagi kebahagiaan orang lain. William Booth telah memberi hidupnya bagi kebahagiaan banyak orang.

Ketika ia tidak bisa melihat lagi alias buta, ia tetap pada komitmennya untuk melayani sesamanya dengan kondisinya yang ada. Ia tidak banyak menuntut atau mempertanyakan kondisi matanya yang buta itu. Ia juga tidak memberontak terhadap Tuhan.

Manusia telah diberi berbagai potensi oleh Tuhan untuk menjalani hidup ini dengan baik dan benar. Manusia mesti memberi hidupnya bagi sesamanya yang membutuhkan bantuan.

Mengapa? Karena inilah hakikat hidup manusia. Manusia tidak bisa hidup hanya bagi dirinya sendiri. Manusia mesti hidup bagi orang lain.

Mari kita berusaha memberi diri bagi sesama melalui keterbatasan hidup kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi kesempatan untuk membahagiakan diri dan sesama.

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here