Membicarakan Narkoba, Ketergantungan Obat, dan Rehabilitasi di Biara Induk OSC

0
1,003 views
Membicarakan narkoba dan proses rehabilitas bersama tim Yayasan Sekar Mawar di hadapan segenap religius Ordo Salib Suci (0SC) di Wisma Pratista Bandung. (YSM)

APA yang harus dilakukan oleh seorang pastor bila bertemu dengan  pemakai narkoba?

Bagaimana seandainya ada mantan pecandu yang ingin masuk biara: sebaiknya diterima atau tidak? Apa ciri orang yang kecanduan?

Apa peran pemuka agama dengan adanya tren anak muda yang memakai narkoba?

Itulah sebagian pertanyaan yang dilontarkan oleh para pastor dalam pertemuan bertajuk “Gerakan Biara Induk Ordo Salib Suci” di Wisma Pratista, Bandung (11/4/2018).

Acara ini dihadiri oleh para pastor, frater, dan beberapa mitra dari Ordo Salib Suci. Pertemuan kali ini mengangkat tema tentang narkoba.

Tim Yayasan Sekar Mawar (YSM) yang dipimpin oleh Pastor Yulius OSC diundang hadir di acara ini untuk membagikan pengalaman tentang penanganan masalah penyalahgunaan narkoba.

Sejenak para religius Ordo Salib Suci (OSC) diajak diskusi tentang seluk-beluk narkoba, kecanduan obat dan proses rehabilitasi bersama tim dari Yayasan Sekar Mawar Keuskupan Bandung.

Narkoba/NAPZA disebut juga zat psikoaktif, yaitu suatu zat yang dapat ‘mengenai’ susunan syaraf pusat sehingga mempengaruhi mood, pola pikir, perasaan, persepsi, dan perilaku seseorang. Seorang yang memakai narkoba berisiko mengalami kecanduan.

Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa kecanduan atau adiksi adalah penyakit otak kronis, bersifat kompulsif dan memiliki risiko kambuh. Ciri-ciri kecanduan antara lain adalah keinginan yang kuat untuk memakai, dosis yang semakin meningkat, serta adanya gejala putus zat bila menghentikan pemakaian.

Ciri yang dapat terlihat adalah perilaku mereka yang sulit dinasehati, apatis, mudah emosi, menghindari kegiatan positif, pola tidur tidak teratur, dll.

Praktisi program rehabilitasi memberi paparan informasi kepada segenap imam, frater OSC.

Beda cara pandang

Cara pandang seseorang terhadap adiksi ini akan mempengaruhi sikapnya terhadap para pemakai narkoba.

  • Jika orang memandang adiksi sebagai sebuah ‘kriminalitas’, tentu ia akan mengirimkannya ke penjara.
  • Jika memandang sebagai sebuah ‘dosa’, tentu dia akan menyuruh orang itu untuk melakukan pertobatan.
  • Jika memandang sebagai ‘penyakit’ tentu ia akan mengirimkan ke tempat pengobatan.
Syering anggota tim YSM.

Tempat pengobatan untuk penyakit adiksi adalah Panti Rehabilitasi, di mana dia harus melakukan suatu perubahan dalam  perilaku, cara berpikir, serta dapat membangun gaya hidup yang baru.

Pada kenyataannya,  jarang sekali ada seorang pecandu yang dengan sukarela mau menjalani rehabilitasi, karena mereka merasa hidupnya tidak bermasalah.

Pengalaman membuktikan bahwa pada awalnya seseorang harus dipaksa oleh keluarganya atau orang lain untuk masuk ke rehabilitasi.

Kesadaran bahwa hidupnya bermasalah dan harus berubah, biasanya baru muncul setelah  mengikuti program di Panti Rehabilitasi. Oleh karena itu,  seorang pecandu membutuhkan uluran tangan dari orang lain untuk bisa keluar dari permasalahannya.

Mendengar langsung dari praktisi program rehabilitas pasien pecandu narkoba.

Salah seorang aftercare Sekar Mawar juga memberikan syering pengalamannya terkait dengan narkoba. Ia mengalami titik balik setelah menjalani pemulihan di Panti Rehabilitasi.

Seorang yang ‘pulih’ berarti telah berhenti memakai  narkoba, ia mengalami transformasi dalam hidupnya, selanjutnya ia harus mampu menjaga hidupnya secara benar agar tidak jatuh lagi dalam masalah yang sama. Seorang yang telah pulih tentu saja berhak menjalani kehidupan dan profesi apa pun sesuai dengan pilihannya.

Tim Yayasan Sekar Mawar.

Nilai-nilai spiritual menjadi hal yang penting dalam kegiatan pemulihan maupun pencegahan narkoba .  Hasil studi mengatakan bahwa orang yang memiliki dasar spiritualitas yang baik tidak mudah mengalami depresi, merasa cemas, atau  bunuh diri, mereka dapat mengatasi masalah dengan lebih baik.

Di sinilah letak peran penting para pemuka agama. Yakni,  menanamkan nilai-nilai spiritual agar seseorang tidak mudah jatuh ke dalam godaan pemakaian narkoba.

Kredit foto: Dok. Yayasan Sekar Mawar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here