Membinasakan atau Menyelamatkan?

0
454 views

“Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, ‘Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.’” (Luk 9,55)

PRAKTEK pembinasaan nampaknya masih sering terjadi pada jaman ini. Salah satu perusahaan seafood dan produsen salmon terbesar di dunia harus membinasakan lebih dari 175.000 ikan salmon. Peristiwa ini terjadi pada saat perusahaan hendak mengobati produk mereka yang terjangkiti hama kutu dan penyakit berbahaya lainnya. Peristiwa ini memang membuat perusahaan mengalami kerugian besar.

Pengalaman lain terjadi pada diri seorang hakim dari PN di kota B. Dia mengatakan bahwa dirinya merupakan target yang akan dibinasakan oleh pimpinan, karena dianggap sebagai duri dalam tubuh MA. Kata-katanya yang vokal dalam mengkritisi MA menjadi alasan untuk menyingkirkannya. Walikota Kupang juga pernah menegaskan bahwa ASN yang terlibat pungli dan tidak bisa dibina atau diproses secara hukum, harus dibinasakan. Pungli merupakan sebuah kendala untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan warga kota. Seorang jagoan kampung akhirnya juga dibinasakan warga, karena jagoan tersebut masih tetap membuat onar dan kegaduhan serta tidak bisa dibina.

Berbagai macam praktek pembinasaan masih sering terjadi. Pembinasaan ditujukan kepada hewan atau tumbuhan di alam semesta karena menimbulkan penyakit, bahaya atau karena alasan lain. Pembinasaan juga sering ditujukan kepada orang tertentu, karena orang tersebut mempunyai perilaku jahat, sikap tidak benar dan perbuatan yang menimbulkan ancaman atau kegaduhan bagi warga masyarakat. Ada juga orang yang mau dibinasakan, bukan karena sebuah perbuatan jahat atau tindakan tidak benar yang dia lakukan; tetapi karena keberaniannya menentang dan menghadapi orang-orang jahat. Sikapnya yang berani dan kata-katanya yang vokal dalam membela kebenaran, kepentingan warga telah membuat rasa tidak nyaman bagi para pelaku kejahatan. Banyak orang benar dan orang baik sering dibinasakan oleh komplotan penjahat.

Kejahatan memang meresahkan; sikap dan perilaku jahat memang memuakkan; penanganan terhadap orang-orang jahat, koruptor, penyebar fitnah dan kebencian sering tidak memuaskan dan bisa menimbulkan kejengkelan; wajah-wajah penjahat yang masih tersenyum dan tampil dalam banyak media bisa membuat orang marah, mengutuk atau menyumpahinya. Banyak orang puas kalau melihat para penjahat mendapat hukuman setimpal atau dibinasakan sama sekali. Nampaknya memang lebih mudah membinasakan mereka dari pada membina dan menyelamatkan kehidupan mereka.

Sang Guru hadir dan berkarya; Dia mengajar para murid dan banyak orang tentang kebaikan dan kebenaran. Dia melaksanakan rencana dan kehendak Allah, Bapa-Nya, untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa dan kejahatan tidak dibinasakan, tetapi diselamatkan; mereka yang telah hilang, dicari dan ditemukan; yang berada di jalan sesat, dituntun kembali ke jalan yang benar; mereka yang sakit, disembuhkan; mereka yang mati, dihidupkan. Apa yang Dia lakukan dan perjuangkan adalah menyelamatkan manusia berdosa, sekalipun Dia harus kehilangan nyawa-Nya.

Semangat hidup macam apa yang selama ini tumbuh dan berkembang di dalam diriku: semangat untuk membinasakan atau semangat untuk menyelamatkan orang jahat dan berdosa? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here