Membumikan “Duc in Altum”, Makna Misi 70 Th Karya Misi OSA di Keuskupan Ketapang (3)

0
589 views
Biara pertama Kongregasi Suster OSA di sebuah rumah sewaan di Kota Ketapang, Kalbar -- Dok OSA-Repro MH

PARA sahabat muda yang terkasih.

Kita telah membahas  latar belakang teks Luk 5:4. Konteks ke-Yahudi-an yang kental dengan penekanan pada aspek iman yang dikontraskan dengan rasionalitas dan niat baik yang lawannya adalah egosentris.

Marilah sekarang kita melihat bagaimana tema “Duc in Altum” itu diterjemahkan ke dalam konteks sejarah karya misi Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) di Keuskupan Ketapang, Kalbar.

Ada baiknya kita terlebih membedah  pertanyaan fundamental tentang apa sesungguhnya dasar kegiatan Gereja melakukan misi?

Mari kita simak perikop Injil tentang peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus atau Yesus terangkat ke surga.

Dalam kalendarium Gereja, peristiwa itu ditetapkan sebagai Hari Raya tepat 40 hari setelah Pesta Kebangkitan Tuhan atau Paskah.

Apa yang terjadi di  peristiwa itu?

Injil Matius 28:16-20 mencatat bahwa ke-11murid pergi ke Galilea dan menjumpai Yesus di sebuah bukit. Waktu melihat Dia, mereka bersujud menyembah, meskipun ada yang ragu-ragu.

Yesus mendekati mereka dan berpesan:

Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Perintah Yesus inilah yang menjadi dasar dari karya misi Gereja.

70 Th Karya Misi Kongregasi OSA di Keuskupan Ketapang: Semangat “Duc in Altum” sebagai Dasar Sikap Beriman (2)

Akar kata “misi”

‘Misi’ berasal dari kata bahasa Latin ‘mittere’ yang berarti ‘mengutus’.

Jadi dalam konteks Injil, Yesus mengutus para murid agar mewartakan Kabar Baik kepada segala bangsa, menjangkau semua orang, membaptis orang-orang dalam nama Tri Tunggal Maha Kudus.

Orang lalu bertanya:

  • Mengapa misionaris Eropa atau dari tempat lainnya –yakni para pastor, suster, bruder itu—bisa dengan sangat semangat bersedia meninggalkan negara asalnya yang sudah maju dan kaya lalu datang ke tempat daerah kita yang disebut ‘tanah misi’?
  • Apa yang terjadi sebagai gejolak hati mereka sehingga mau bersusah-susah hidup di tempat yang sulit, fasilitas serba terbatas secara ekonomi, transportasi sulit, tinggal di daerah tropis dengan aneka penyakit tropis  mematikan, jaringan komunikasi terbatas, dan berbagai macam keterbatasan lainya?

Jawaban ada di sini.

Para misionaris asing itu  akan menunjukkan tentang apa yang telah “membakar” jiwa mereka sehingga muncul semangat besar untuk bersedia menjumpai orang-orang kecil seperti kita ini. Dan itu adalah jiwa spiritualitas yang sebagai kekuatan  sudah kami dijelaskan melalui perikop Injil  Mat 28:18-20 di atas.

Hiburan para misionaris ini tentu terletak pada  janji Yesus sendiri sebagaimana diungkapkan dalam perikop Injil Mrk 10:28-31 (bdk. Mat 19:27-30 dan Luk 18:28-30) tentang upah mengikuti Yesus. (Bersambung)

Sr. Maria Paulo OSA: Pemimpin Kongregasi tahun 1871-1877.
Sr. Vincentia OSA: Pemimpin Umum pertama di Belanda kurun waktu tahun 1888-1904.
Sr. Marie Joseph OSA: Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu tahun 1906-1913.
Sr. Albertina OSA: Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu berbeda-beda, lantaran dampak terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Sr. Maximiliana OSA: Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu tahun 1931-1937.
Sr. Agneta OSA: Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu tahun 1949-1964.
Sr. Pauline Marie Vergonet OSA: Pemimpin Regio 1969-1974.
Sr. Loretta Rombauts OSA: Pemimpin Umum Kongregasi tahun 1957-1988.
Sr. Hermina OSA: Pemimpin Regio Kongregasi kurun waktu tahun 1964-1976.
Sr. Parvula Krijt OSA: Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 1970-1971.
Sr. Maria Ancilla Borst OSA: Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 1972-1979.
Sr. Euphrasia Laan OSA: Pemimpin Umum Kongregasi OSA tahun 1977-1983; tahun-tahun sebelumnya menjabat Pemimpin Regio kurun waktu tahun 1949-1952.
Sr. Dionne Appelman OSA: Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 1979-2003.
Sr. Margaret OSA: Pemimpin Umum Kongregasi tahun 2004-2007.
Sr. Lucia OSA: Pemimpin Umum Kongregasi tahun 1976-1988.
Sr. Norberta OSAL Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 1958-1988.
Sr. Marie Anne Kras OSA: Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 1979-1996.
Sr. Mariano OSA: Misionaris di Indonesia kurun waktu tahun 2000-2004
Sr. Nicolausina OSA: Pemimpin Umum Kongregasi tahun 1983-1989.
Sr. Petrina OSA pernah menjadi misionaris di Indonesia.
Sr. Tarcies OSA: Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu tahun 1988-2002 dan kemudian tahun 2007-2011.
Sr. Wulfrana OSA – Pemimpin Regio dan kemudian menjadi Pemimpin Umum Kongregasi kurun waktu tahun 1952-1960-1971.

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here