Puncta 31.03.22
Kamis Prapaskah IV
Yohanes 5: 31-47
FILM jenis drama ini berkisah dari pengalaman nyata. Anggota Marinir dari AL Amerika bernama Carl Brashear adalah seorang kulit hitam.
Ia sering mengalami diskriminasi karena warna kulit. Carl sering di-bully dan dihina secara rasial. Dia hanya mendapat tugas yang rendah seperti koki atau juru parkir di kapal.
Namun Carl tetap gigih ingin menjadi penyelam. Dalam suatu ujian, nyawanya hampir hilang, ketika dengan sengaja ada sabotase peralatan selamnya dirusak.
Ia seharusnya mendapat penghargaan karena menyelamatkan temannya. Namun karena kulitnya hitam, penghargaan justru diberikan pada temannya yang lari menyelamatkan diri sendiri.
Ia kehilangan satu kakinya karena bertugas mencari bom atom. Salah satu kakinya harus diamputasi.
Ia hampir putus asa karena harus pensiun dini. Ia punya niat akan terus mengabdi sampai akhir. Ia terinspirasi oleh salah satu penerbang militer AS yang cacat kakinya.
Tantangan dan hambatan datang dari berbagai pihak, terutama pimpinan yang diskriminatif dan rasis.
Keputusan harus dibuat dalam sidang militer AL. Dalam persidangan, Carl harus bisa memakai baju selam yang beratnya 290 pon atau 131 kg lebih. Dia juga harus mampu berjalan 12 langkah dengan baju itu.
Dengan kaki palsunya dia harus bisa membuktikan kemampuannya. Leslie menjadi saksi bahwa Carl tetap mampu bertugas di kesatuan AL kendati cacat kakinya.
Orang Yahudi berusaha menyingkirkan Yesus, namun mereka bingung karena orang banyak percaya bahwa Dia itu nabi.
Mereka makin benci karena Yesus menyebut Diri-Nya Putera Allah. Orang-orang meminta tanda atau bukti atau kesaksian.
Sebenarnya Yohanes sudah memberi kesaksian bahwa Dialah Anak Domba yang diutus Allah. Namun mereka tidak percaya.
Kedegilan hati membuat mereka menutup diri. Mereka tidak percaya pada kesaksian Yohanes.
Mereka mencari jawaban di Kitab Suci. Musa sudah menuliskan tentang Mesias, tetapi mereka tidak mempercayainya.
Lalu kesaksian apa lagi?
Yesus menegaskan bukan kesaksian Yohanes atau Musa, tetapi pekerjaan-Nya sendiri adalah bukti nyata bahwa Dia benar Utusan Allah.
“Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya.
Pekerjaan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
Karena angkuh, merasa paling dominan dan berkuasa, para pimpinan militer Amerika meragukan seorang kulit hitam mampu menjadi penyelam AL.
Mereka tidak percaya pada kesaksian Leslie Sunday.
Mereka baru terbuka matanya ketika Carl Brashear dengan kaki palsu bisa melakukan pekerjaan besar melangkah dengan baju selam yang berat.
Orang-orang Yahudi itu juga merasa paling benar dan sok kuasa sehingga meremehkan pekerjaan-pekerjaan Yesus.
Mereka tetap sombong membusungkan dada dan menggertakkan gigi tanda kebencian pada Yesus. Sulit bagi orang yang tertutup hati untuk percaya.
Apakah kita juga menutup diri dan tidak mau percaya?
Beli sabun penghalus pori kulit,
Biar putih seperti Nikita Mirzani.
Percaya pada yang ilahi itu sulit,
Kalau tidak percaya yang insani.
Cawas, berani membuka hati…