Mencari Jalan ke Rumah

0
240 views
Ilustrasi: Rumah. (Ist)


SAAT masih kanak-kanak, aku bermain di depan rumahku. Lalu, ada anak lain dari tetangga desa yang lewat. Dia berhenti dan ikut bermain denganku. Ketika dia pulang, entah apa sebabnya aku ikuti dia.

Setelah cukup jauh dari desa, tiba-tiba aku kehilangan jejaknya. Aku tidak tahu dia berbelok di mana. Karena tidak mengerti jalan pulang, aku kebingungan. Lalu, menangis di pinggir desa itu.

Seorang ibu yang sering pergi ke pasar dan lewat depan rumahku rupanya mengenalku. Dia membawaku pulang dan menyerahkan aku ke ibuku. Sebagai rasa terimakasih, ibu memberikan sesuatu kepadanya.

Betapa senangnya menemukan kembali rumahku. Betapa berterima kasih aku kepada ibu itu. Tanpa ibu itu, aku tentu tidak bisa kembali ke rumah.

Manusia merindukan hidup bahagia yang ditemukan di rumah Tuhan. Manusia itu seperti anak hilang yang sedang mencari jalan pulang kembali ke “rumah” sejatinya.

Tidak seorang pun dapat kembali ke rumah tanpa bimbingan Tuhan. Karena itu, Yesus bersabda, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6: 44)

Sabda itu begitu penting disampaikan kepada orang Yahudi yang yakin bahwa mereka dapat selamat (berjumpa Tuhan) dengan melaksanakan Hukum Taurat (bdk. Gal 2: 16). Mereka tidak percaya bahwa hanya melalui Yesus orang sampai kepada Bapa (bdk. Yoh 14: 6).

Apakah aku menyadari ke mana tujuan perjalanan hidupku? Pernahkah aku mengalami ditemukan oleh Tuhan waktu mencari jalan ke “rumah”?

Kamis, 5 Mei 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here