Mengandalkan Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan

0
1,263 views
Beriman dan harapan (Romo Suhud SX)

APA yang Anda cari demi kedamaian hidup Anda di dunia ini? Anda mencari dan mengumpulkan harta dunia yang dapat binasa? Atau Anda mengutamakan Tuhan, Sang Pemilik hidup dan harta surgawi?

Ada seorang bapak yang merasa tidak takut kepada siapa saja. Ia juga menyatakan bahwa ia tidak takut kepada Tuhan. Ia memberi alasan bahwa tidak ada orang yang punya pengaruh atas dirinya. Ia begitu bangga atas pencapaian demi pencapaian yang ia peroleh dalam hidupnya.

Memang, ia seorang yang kaya raya di desanya. Tidak ada seorang pun yang mampu menyainginya. Apalagi mereka yang berusaha untuk menyainginya telah ia babat habis.

Ia punya cara jitu untuk menghadapi para pesaingnya. Sayang, ia menggunakan cara-cara preman. Ia membayar para preman untuk mengancam para pesaingnya itu.

Hal yang selalu dikejar oleh bapak itu adalah kekayaan duniawi yang sebanyak-banyaknya. Baginya, hanya dengan memiliki kekayaan yang sebanyak-banyaknya ia akan memiliki hidup yang lebih baik. Ia tidak perlu cemas akan hari depannya. Ia tidak perlu takut akan kekurangan pangan, sandang dan papan.

“Saya sudah menyiapkan jaminan hidup bagi tujuh turunan. Anak-anak saya tidak perlu cemas akan hari depan mereka,” kata bapak itu dengan penuh kesombongan.

Namun suatu ketika terjadi bencana yang melanda bapak itu dan keluarganya. Ketika mereka sedang tidur nyenyak di suatu malam, tiba-tiba si jago mereka melahap rumah mereka.

Bapak itu hangus terbakar, karena api yang mengepung kamar tidurnya. Lima anaknya mengalami cacat seumur hidup. Cuma sang istri yang hidup. Sementara harta kekayaan mereka pun terpanggang api. Tidak ada yang tersisa.

Jangan andalkan diri

Harta dunia tidak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah harta sorgawi. Ketika orang mengandalkan harta duniawi, orang akan salah langkah. Orang bagai menyimpan angin yang akan mudah lenyap. Orang tidak akan tahu ke mana angin itu berhembus.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tidak selalu mengandalkan harta duniawi. Harta duniawi mudah hilang dari hidup ini. Harta dunia habis dipakai atau lenyap ketika dilahap api.

Bapak itu merasa sombong atas harta melimpah yang dimilikinya. Bahkan ia merasa tidak takut terhadap Tuhan, sang pemberi kehidupan dan pemilik utama harta kekayaan. Akibatnya, dia tidak mampu bertahan ketika bencana datang menghadangnya. Ia menutup matanya tanpa dibantu oleh harta kekayaannya yang melimpah.

Tantangan hidup di zaman sekarang adalah orang beriman digoda untuk meninggalkan Tuhan. Orang digoda untuk mengandalkan dirinya sendiri, ketika merasa telah memiliki banyak harta dalam hidupnya.

Orang lupa bahwa harta kekayaan yang melimpah itu pemberian dari Tuhan. Kalau harta itu berasal dari kerja kerasnya, hal ini mesti dilihat sebagai rahmat berlimpah dari Tuhan sendiri.

Untuk itu, orang mesti memiliki hati yang takut akan Tuhan. Orang mesti berusaha untuk mengenal lebih dalam tentang Tuhan yang mahapengasih dan penyayang.

Bagi orang beriman, Tuhan adalah harta yang sangat berharga bagi hidup. Tidak ada harta lain yang lebih berharga, karena hidup ini sendiri adalah milik Tuhan.

Mari kita terus-menerus mengejar harta surgawi yang tidak musnah oleh berbagai ancaman. Dengan demikian, hidup kita menjadi semakin bermakna bagi hidup sendiri dan sesama. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here