HARI ini, kita membaca Surat Santo Yakobus (Yakobus 1:1-11) yang menggarisbawahi hubungan antara iman dan ketekunan. Mengapa dia berbicara tentang hal itu? Karena fakta menunjukkan bahwa orang beriman kerap menghadapi pencobaan dan ujian (Yakobus 1:2). Di sana, ketekunan (perseverance atau endurance) amat diperlukan.
Yang dimaksud dengan ketekunan adalah sikap bertahan dalam sutuasi yang sulit. Ketekunan ini merupakan ciri hidup orang Kristen yang dewasa. Bertekun dalam iman berarti bertahan dalam menjalani ujian hidup untuk menunjukkan bahwa seseorang itu benar.
Santo Yakobus berbicara tentang ketekunan yang terkait dengan tujuan iman, yakni kesempurnaan (Yakobus 1:4). Orang beriman perlu bertekun dalam iman agar kesulitan-kesulitan hidupnya tidak menghentikan perjalanan imannya. Bukankah mereka yang berhenti di tengah jalan tidak pernah akan sampai tujuan?
Secara positif Santo Yakobus mengajak kaum beriman Kristen untuk merasa bahagia pada saat menghadapi pelbagai pencobaan (Yakobus 1:2). Ini bertentangan dengan budaya manusia pada zaman ini.
Dunia kita mengajarkan supaya orang lari dari penderitaan dan rasa sakit untuk bisa menikmati kesenangan. Budaya ini membuahkan manusia yang mudah patah dan cepat menyerah. Bukankah kemapanan telah membentuk manusia manja dan lemah kepribadiannya?
Kaum beriman Kristen perlu belajar dari sejarah bahwa pencobaan dan kesulitan itu membuat seseorang menjadi matang (Yakobus 1:4). Pencobaan itu berguna untuk membuat iman menjadi semakin kuat.
Dalam Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus menegaskan, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga” (Matius 5:10). Sekali lagi, bertahan dalam iman itu menghantar orang menuju tujuan hidup Kristen, yakni Kerajaan Sorga.
Apakah selama ini kita menghadapi pelbagai pencobaan iman? Apakah kita bertekun atau tergoda untuk menyerah? Santo Yakobus menasihati mereka yang tergoda untuk menyerah agar berdoa memohon hikmat kebijaksanaan dari Tuhan (Yakobus 1:5).
Senin, 12 Februari 2024
Albherwanta O.Carm