Menimbulkan Perpecahan

0
411 views
Hoaks by The College Fix

Jumat, 6 Mei 2022

  • Kis. 9:1-20.
  • Mzm. 117:1,2.
  • Yoh. 6:52-59.

HATE Free Day (Hari Bebas Kebencian) atau Hoax Free Day (Hari Bebas HoaKS) adalah sebuah gagasan untuk mengembalikan medsos sebagai media penyambung rasa, pikiran, hati tanpa kebencian dan kebohongan.

Disadari bahwa sampai saat ini, masih banyak orang yang sengaja menyebar kebencian dan kebohongan untuk mengelabui kebenaran hingga menimbulkan kemarahan dan perpecahan.

“Bapak jangan ikut-ikutan mengunggah postingan yang menurut kami berbau SARA seperti itu, tidak ada gunanya bagi kita, bahkan bisa merugikan kita jika rekan bisnis bapak melihat dan menafsirkan dengan pikiran lain,” kata anak sulungnya.

“Ini gambar yang baik dan menunjukkan sisi humanisme seseorang, yang meski dalam perjalanan hidup yang sulit dan gersang, dia tetap ingat Tuhan-Nya,” sahut bapak itu.

“Itu menurut pandangan bapak. Tapi tidak semua orang bisa melihat dengan cara seperti bapak melihat,” sanggah anaknya.

“Apalagi jika orang lain dengan latar belakang pendidikan dan pengaruh yang beda dengan bapak, akan punya persepsi yang jauh berbeda,” sambung anaknya.

“Hati-hatilah jika bermedia sosial, karena sekali kita mengungguah sesuatu, itu akan menjadi catatan yang bisa ditelusuri orang lain dan menjadi jejak digital kita,” sambung isterinya.

“Saya tidak punya niat yang jahat, bahkan saya ingin memberi dukungan pada orang lain dangan cara mengupload gambar-gambar seperti itu,” sanggah bapak itu.

“Atas masukan dan pertimbangan kalian, saya berjanji tidak akan melakukan lagi upload gambar yang bisa menimbulkan mulititafsir,” tegas bapak itu.

“Sesuatu bisa diputarbalikan, yang benar bisa dibuat menjadi salah, dan sebaliknya yang salah bisa dipoles menjadi sebauh kebenaran palsu,” kata isterinya.

“Banyak orang yang punya telinga terlalu tipis dan otak yang dibalut paham yang sesat hingga sesuatu yang biasa bisa menjadi isue yang mencekam dan kemudian menjadi kemarahan bersama,” katanya.

“Perpecahan dan pertengkaran bisa muncul dengan sebab-musabab yang aneh dan kadang tidak masuk akal,” kata anak sulung.

“Penyebab utama sebuah perpecahan adalah adanya beda pemahaman serta kurangnya sikap bijak dan hati-hati menyingkapi perbedaan yang ada,” lanjut anaknya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian:

Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?”

Perkataan Yesus sangat tidak mudah di mengerti oleh orang-orang Yahudi dan sampai sekarang masih banyak orang di luar sana merasa aneh, bagaimana bisa kita makan daging Yesus dan minum darah Yesus untuk mendapatkan hidup yang kekal.

Inilah yang menjadi pemincu pertengakaran bahkan perpecahan di antara mereka.

Bagi kita yang percaya pada ajaran iman Katolik, pandangan di atas sepenuhnya kita terima.

Kita setiap hari dengan setia dan penuh iman bisa makan dan minum bersama Yesus di dalam ekaristi, dan dapat mengerti menerima perkataan makan daging Yesus dan minum darah Yesus.

Namun bagi orang yang tidak menerima ajaran Yesus, pandangan di atas menjadi masalah bahkan menimbulkan penolakan dan sikap antipati terhadap ajaran iman Katolik.

Bagimana dengan diriku?

Apakah aku cukup bijak menyingkapi perbedaan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here