Menjadi Pelayan Setia dan Rendah Hati

0
1,010 views
Ilustrasi: Umat katolik Paroki Wedi di Klaten Selatan melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan seputaran gereja menjelang Natal 2016. (Laurentius Sukamta)

PW St. Yosafat, Uskup dan Martir Rusia; Keb 2 :23-3:9 dan Luk 17: 7-10

St. Yosafat nama aslinya Yohanes Kunzewich. Dia berminat pada hal-hal rohani. Saat itu di Rusia terjadi skisma dan Gereja pecah berantakan. Yosafat masuk biara Tritunggal Mahakudus.

Tahun 1609 dia ditahbiskan menjadi imam. Dan delapan tahun kemudian diangkat menjadi uskup Polotsk. Dia seorang uskup yang saleh dan rajin dalam karaya kerasulan. Cita-citanya adalah mempersatukan kembali Gereja yang terpecah. Pada 12 Nopember 1623 dia dibunuh oleh musuh-musuhnya yang tidak setuju dengan usaha St. Yosafat mempersatukan kembali Gereja.

Kitab Kebijaksanaan menawarkan wawasan penting dalam hidup, bahwa bagi orang jujur, penderitaan dan bahkan kematian bukanlah kehancuran. Penderitaan adalah pencobaan dan pengorbanan. Orang jujur dijaga dan dikaaihi Allah.

Orang Kristen diminta oleh Yesus untuk mengembangkan hidup dalam semangat hidup seorang pelayan yang setia dan rendah hati.

Yesus menegaskan: “Apabila kalian telah melakukan sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, kami ini hamba-hamba yang tak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”

Murid Yesus tidak boleh membanggakan diri. Kita mesti belajar dari Yesus sendiri, tidak memegahkan diri walaupun Dia adalah Putera Allah. Dia menghampakan diri, bahkan sampai wafat di kayu salib.

Bagaimana sikap kita?

Doaku: Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk melaksanakan tugas pelayananku dengan setia dan rendah hati. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here