Menjaga dan Menghidupi Kesucian

0
504 views
Ilustrasi - Jualan anake barang di pasar tradisional. (Ist)

Selasa, 09 November 2021

Yeh. 47:1-2.8-9.12.
Mzm. 46:1-3.5-6.8-9. Yoh.2:13-22

PASAR adalah tempat orang mengadakan transaksi jual beli. Dengan bebas penjual menawarkan produk dan memasang harga.

Sedangkan konsumen dengan segala kebebasan dan kesadarannya memilih dan menawar harga sesuai daya kemampuannya.

Transaksi jual beli, menemukan tempatnya yakni di pasar dengan melibatkan banyak orang yang memiliki aneka latar belakang kehidupan, suku, agama, ras dan golongan serta kemampuan ekonominya.

Menjadi masalah yang cukup serius, jika transaksi ini merasuk di tempat peribadatan.

Tempat peribadatan dikhususkan sebagai ruang memuji dan menyembah Tuhan, tempat untuk menemukan kehendak Tuhan dalam kehidupan berubah menjadi tempat berdagang dan mencari keuntungan.

“Pak nanti kalau sudah selesai bersih-bersih, kita makan siang dulu sebelum pulang,” kata seorang romo.

“Terima kasih Romo, tidak usah saja karena ibu (isterinya) sudah masak di rumah,” sahut bapak itu sambil mengangkat sampah ke bak pembuangan.

“Sekali-kali Pak, biar nanti saya telepon ibu, kalau siang ini Bapak makan siang di pastoran,” sahut romo itu.

“Lain kali saja, Romo, kasian makanan yang sudah disiapkan ibu,” jawab bapak itu.

“Ya sudah, lain kali saja,” kata romo itu dengan senyum.

Setelah pensiun, bapak itu punya niat mau membantu menjaga kebersihan lingkungan gereja dan pastoran.

Dia tidak meminta bayaran dan tidak ingin membebani gereja. Dia ingin ikut meringankan dan membantu.

Baginya saat ini menjadi saat untuk mengabdi dan berbakti bagi Gereja. Bukan mencari sesuatu atau keuntungan.

Dia ingin mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan, dengan melakukan sesuatu yang konkrit meski itu hal yang sangat sederhana.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati,  dan penukar-penukar uang duduk di situ. 

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. 

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” 

Tuhan Yesus melihat apa yang mereka lakukan di Bait Allah sebagai tindakan yang tidak pantas, dan tindakan tidak pantas itu mereka melakukannya di dalam Bait Suci Allah.

Bait suci untuk berdagang dan berjualan untuk mencari untung.

Apa yang pantas dan yang tidak pantas diberikan kepada Tuhan adalah hal-hal yang secara alami dapat diketahui di dalam hati orang-orang yang mengasihi Tuhan.

Ketika seseorang mengasihi Tuhan, dia tidak akan memandang dengan rendah tempat-tempat yang dikhususkan Tuhan sebagai tempat Dia menyatakan diri-Nya.

Orang yang mengasihi Tuhan akan menjaga dan menghargai tempat yang dikhususkan bagi Allah, bahkan tubuhnya sendiri yang menjadi bait Allah di dunia ini.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berusaha menjaga kesucian Bait Allah dalam kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here