Menjalani Pengutusan Sepenuh Hati

0
310 views
Naik sampan bermotor menyusuri 'kali potong' ke wilayah pedalaman di Asmat. (Albertus Istiarto)

Kamis, 04 Februari 2021

Bacaan I: Ibr 12:18-19.21-24
Injil: Mrk 6:7-13 

“APA yang sebenarnya kita cari?,” kata temanku sambil mendekap badannya dengan kedua tangan untuk menahan dingin.

Sampan yang kami naiki untuk kunjungan umat ke stasi di hulu sungai terbalik, hingga kami terdampar di pinggir sungai. Tidak ada yang bisa kami selamatkan, kecuali nyawa kami. Perbekalan hanyut, bahkan sampan tenggelam.

Sore itu di tengah hujan gerimis yang tak kunjung henti kami menanti orang yang lewat.

“Saya berpikir yang sama tapi untuk umat yang menjemput kita ini, apa yang mereka cari?,” kataku.

“Mereka meninggalkan pekerjaan, keluarga, lalu berkorban waktu dan tenaga untuk kita seperti ini?,” kataku.

“Iya ya, hidup kita praktis ada yang menanggung bahkan kita dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Sedangkan mereka harus mencari nafkah dan punya tanggungjawab terhadap anak dan isteri,” kata temanku.

“Padahal mereka tidak belajar seperti kita dan mengalami pembinaan rohani seperti kita. Namun mereka mempunyai cinta yang tulus dan mendalam terhadap Gereja. Mereka punya komitmen yang jelas terhadap Gereja,” kataku.

“Pengutusan mereka datang dari hati. Bukan pada selembar SK,” kata temanku

Hari ini kita dengar dalam bacaan Injil, “Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat.”

Hari itu, kami menerima penginjilan dari umat yang menjemput kami.

Pengalaman tenggelam dan hanyut bersama telah mengingatkan kami akan komitmen dalam menerima tugas perutusan.

Mereka telah menunjukkan bagaimana mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dan menjalankan tanggung jawab perutusan dengan hati.

Apa yang Anda cari dalam semua aktivitas hidup ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here