Menolak karena Kurang Percaya

0
25 views
Ilutrasi: Kepercayaan.

Senin, 2 September 2024

1Kor 2:1-5;
Mzm 119:97.98.99. 100.101.102;
Luk 4:16-30.

KEPERCAYAAN adalah keinginan seseorang terhadap orang lain di mana orang tersebut memiliki keyakinan padanya.

Kepercayaan merupakan satu di antara bekal kehidupan yang amat penting untuk kita jaga. Tanpa ada kepercayaan, hidup akan penuh dengan kecurigaan dan kebohongan.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup adanya orang lain. Pada saat kita diberi kepercayaan sama orang lain maka kita juga harus percaya pada mereka.

Kepercayaan harus dilandasi dengan kejujuran. Ketika seseorang itu jujur, ia akan bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan dari orang lain.

Ketika kita mempunyai rasa curiga biasanya kita terganggu untuk menerima pesan, nasihat atau masukan dari orang lain. Sementara itu, jika pesan, nasihat atau masukan yang sama itu datang dari orang lain yang kita percaya maka kita akan dengan mudah menerimanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.”

Reaksi keras penduduk Nazaret menunjukkan bagaimana mereka tidak percaya pada Tuhan Yesus. Bagi mereka begitu sulit menerima Tuhan Yesus, terutama ketika melihat asal usul Tuhan Yesus sebagai orang sekampung dengan mereka.

Sitauasi ini sebenarnya menunjukkan bahwa mereka bergulat dengan pandangan atau kepentingan mereka sendiri serta kesombongan hati mereka.

Kepercayaan akan Tuhan itu menuntut kerendahan hati untuk diam, mendengarkan dengan cermat dan tidak terpancing untuk segera berkomentar atau berbicara atas dasar pengetahuan mereka sendiri.

Sikap mau mendengarkan terlebih dahulu adalah sikap orang mau percaya dan sikap inilah yang tidak di miliki orang orang Yahudi yang tinggal satu kampung halaman dengan Yesus, sehingga mereka tidak dapat mengenali identitas Yesus sebagai Mesias serta tidak mengalami mukjizat-Nya.

Kita dipanggil untuk belajar mendengar dengan rendah hati dan cermat sehingga mampu menumbuhkan iman yang benar untuk mengerti kehendak Allah dan siapa Yesus bagi kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku merendahkan hati dan mendengarkan suara Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here