- Bacaan: Kel. 12:37- 42
- Injil: Mat. 12:14-21
Sering kita melihat dalam berita, kelompok tertentu yang “menurut mereka” membela agama menyerang umat Katolik secara beringas. Merasa agamanya paling benar dan menyingkirkan pengikut Kristus adalah sah. Fenomena seperti tidak hanya terjadi hari ini saja, namun sudah berumur sangat tua sekali.
Pada zaman Yesus, kelompok Yahudi Farisi bersekongkol ingin membunuh-Nya. Menarik apa yang dilakukan kemudian oleh Tuhan Yesus. Bahwa Ia tidak meladeni “kekerasan” tersebut serta tidak pula berusaha mencari popularitas.
Tuhan Yesus memilih menghindar atau menyingkir dari tempat itu.
Orang banyak yang berharap pada-Nya tetap pergi mengikuti. Mereka disembuhkan dan melarangnya untuk mempublikasikan Diri-Nya. Sikap-Nya ini menggenapi apa yang pernah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya:
“Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”
Pelayanan Tuhan Yesus membawa keadilan bagi semua orang, termasuk mereka yang dianggap lemah atau putus asa. Tuhan Yesus adalah Hamba Tuhan yang rendah hati, kuat dalam kelemahlembutan, dan membawa keselamatan bagi semua orang.
Tuhan Yesus tidak pernah teriak-teriak di jalanan.
Melihat penindasan di Mesir terhadap “Bangsa Pilihan-Nya”, Allah tidak tinggal diam. Allah menjadi “Penyelamat” bagi bangsa itu dan membawa mereka keluar dari Mesir.
“Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN.”
Pesan hari ini
Tuhan Yesus adalah “Hamba Tuhan” yang rendah hati, lemah lembut dan menolak kekerasan, tidak mencari publikasi namun menjadi harapan bagi semua bangsa dan bukan untuk bangsa Israel saja.
Allah peduli kepada mereka yang tertindas.
“Dia tertindas dan menderita, namun dia tidak membuka mulutnya; dia digiring seperti anak domba ke pembantaian, dan seperti domba di depan pencukur bulunya, dia tidak membuka mulutnya.”