Menoreh Farm Stay Kulon Progo: “Work from Anywhere”, Burung Kuntul Pulang Kandang (2)

0
547 views
Ilustrasi - Burung kuntul (Greener)

SORE itu, saya merasa sangat beruntung. Karena tanpa diharapkan sebelumnya, tiba-tiba saja saya boleh menyaksikan pemandangan sangat “tidak biasa” yang takkan pernah terjadi di Jakarta atau kota-kota urban lainya.

Tidak jauh dari gubug di mana saya harus “ngantor” setiap hari di sebuah perusahaan sektor layanan perbankan swasta nasional terbesar di Indonesia, sebuah pemandangan indah alam semesta itu tiba-tiba saja bisa tersuguhkan di depan mata.

Mendadak seekor burung kuntul tampak masih terbang di awang-awang. Bisa jadi, burung dengan tekstur warna bulu serba putih itu tengah “pulang” menuju ke kandangnya. Di balik bukit sana.

Namun, sungguh tidak terlalu lama kemudian, seekor burung kuntul lain lagi mulai datang dan kemudian ikut menyusul di belakangnya.

Bahkan sebentar kemudian, sekawanan burung-burung kuntul lainnya lagi-lagi mengikuti langkah-langkah mereka dari belakang. Makin lama, jumlah burung-burung kuntul itu tampak semakin banyak.

Ilustrasi – Burung kuntul yang ada di Semarang Atas (Seputar Semarang)

Ada suasana kesenduan tersendiri yang mulai merayap lembut di lubuk hati saya, saat tanpa diduga bisa menyaksikan pemandangan istimewa ini.

Terharu plus terpesona melihat panorama alam semesta yang serba natural. Ketika burung-burung kuntul itu dengan tenangnya terbang dari jauh jauh di ketinggian, namun sejenak kemudian bersama-sama “menukik” tajam terbang merendah untuk menuju kandangnya.

Di sana.

Burung-burung kuntul ini konon memiliki sarang-sarangnya di salah satu desa di wilayah Kabupaten Sleman. Lokasinya tentu saja masih beberapa kilometer jauhnya di sebelah timur dari tempat di mana gubug-gubug di lereng Bukit Menoreh itu berlokasi.

Sungguh, alam semesta di sini memang memiliki keindahan tersendiri yang sulit tergambarkan.

Ilustrasi: Pemandangan alam semesta bersaput kabut tebal di malam hari. (Mathias Hariyadi)

Kabut merayap di senja dan pagi hari

Sebelum gelap merayap, kita dapat menyaksikan pekatnya kabut mulai datang dan kemudian langsung “menutupi” panorama pegunungan dan kawasan lembah tersebut.

Hawa dingin juga mulai langsung menyelimuti kawasan pegunungan tersebut.

Rasanya sangat nikmat, jika dalam suasana seperti itu, kita bisa menikmati suguhan khas pegunungan: wedang jahe dengan gula aren atau pun juga wedang ronde.

Apalagi masih ditambah dengan kudapan ringan berupa singkong goreng dan jagung rebus.

Maka, jadilah gubug-gubug di lereng pegunungan ini menjadi layaknya sebuah “nirwana” baru.

Terutama bagi mereka yang senang mencari tempat baru di luaran gedung di kawasan alam terbuka. Untuk bisa sedikit menikmati sebuah ritme dan cara kerja serba baru. Namun masih penuh citarasa kenikmatan berkreasi, karena tetap masih bisa bekerja secara daring.

Benar-benar ketika berada sangat jauh dan lokasinya di luar kantor. Mengikuti prinsip cara kerja modern masa kini –setidaknya karena belajar dari imbas pandemi Covid-19- di mana kita mesti tetap harus bisa “work from anywhere.”

Ilustrasi – Panorama alam dengan saputan awan kabut tebal. (Mathias Hariyadi)

Sociopreneur

Suasana dan keindahan panorama alam di kawasan pegunungan Bukit Menoreh di Kalirejo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo di DIY inilah yang saat ini ditangkap oleh seorang “pengusaha” berjiwa sosial (sociopreneur).

Ia ingin mengembangkan tempat tersebut untuk sebuah misi mulia dan luhur. Tidak lain, karena ingin menopang pengembangan sekolah swasta Katolik di lereng perbukitan tersebut: SD Prennthaler.

SD Prennthaler itu sendiri kini dalam naungan lembaga Yayasan Sanjaya, Keuskupan Agung Semarang.

SD Prennthaler di bawah Yayasan Sanjaya Keuskupan Agung Semarang. (Mathias Hariyadi)

Sebagian lahan yang masih belum dimanfaatkan di tempat tersebut saat ini mulai dibangun kawasan hunian. Berupa gubug-gubug yang nantinya difungsikan sebagai bangunan villa dan sebuah kafe yang kualitasnya cukup premium.

Tidak lama lagi, maka para tamu penyuka wisata alam pasti akan bisa segera menikmati indahnya panorama indah semesta alam yang sangat khas di Kalirejo, Samigaluh di kawasan Bukit Menoreh, Kulon Progo, DIY ini.

Tidak hanya saat matahari bersinar garang tengah hari. Tapi juga saat Sang Surya sudah mulai tenggelam di wilayah barat.

Dengan masih tetap menyediakan waktu luang yakni bisa menginap di gubug-gubug yang nantinya akan menjadi bangunan villa baru. Tidak hanya demi meraih kesempatan masih bisa merasakan dinginnya alam semesta khas pegunungan.

Namun, pada saat yang sama, kita juga masih tetap bisa menikmati keindahannya alam panorama pegunungan secara penuh.

Bangunan “gubug-gubug” untuk penginapan Menoreh Farm Stay di Dusun Kalirejo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Lokasinya persis di belakang bawah SD Katolik Prennthaler dan Gereja St. Lucia Stasi Kalirejo. Di bulan Mei 2022, gubug-gubug tempat istirahat dan menginap di wilayah kawasan Perbukitan Menoreh ini masih dalam tahap penyelesaian. (Cyrillus Harinowo)

Mulai saat matahari terbit dengan menunjukkan “wajahnya” dari arah timur dan kemudian muncul di balik gunung-gunung sampai saatnya nanti, matahari itu mulai terbenam di balik punggung bukit Gunung Slamet.

Belum lagi kalau mendapat “keberuntungan” lain seperti yang sering saya alami ketika memilih “ngantor” jauh dari atmosfir kebisingan Jakarta.

Untuk kemudian duduk ngendon berlama-lama sembari asyik menikmati alam pegunungan di kawasan Bukit Menoreh ini. Lalu disuguhi pemandangan burung-burung kuntul pulang kandang.

Jalan setapak dari atas menuju lokasi berdirinya vila gubug di lereng perbukitan tidak jauh -hanya 100 meter dari Gereja St. Lucia Stasi Kalirejo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Mathias Hariyadi)
Di rumah gubug modern di Menoreh Smart Stay inilah, kita bisa duduk tenang menikmati panorama alam semesta sembari tetap bekerja di luar kantor mengikuti prinsip kerja modern masa kini pasca pandemi Covid-19: “work from anywhere”. (Mathias Hariyadi)

Menoreh Farm Stay

Kawasan destinasi wisata baru ini nantinya akan mengambil nama Menoreh Farm Stay.

Karena sering mengalami hari-hari bekerja secara daring dengan sengaja “menyepi” dan menjauhkan diri dari keramaian dan kebisingan Jakarta, maka saya semakin meyakini akan hal ini. Menoreh Farm Stay sekali waktu akan menjadi tempat destinasi wisata yang menarik.

Justru karena di Menoreh Farm Stay ini, para pelancong wisata kawasan alam terbuka akan mengalami hal-hal “luar biasa” yang mungkin saja tidak ada di tempat lain.

Siang hari hawa udara senantiasa tetap sejuk dan menjadi semakin “super sejuk” menjelang malam hari dan akan jadi lebih dingin, ketika dinihari.

Lalu, siang hari akan mendapat “suguhan” pemandangan yang sangat tidak biasa: kumpulan burung-burung kuntul terbang melayang-layang di ketinggian langit untuk kemudian menukik ke bawah kembali ke kendang-kadang mereka di alam semesta.

Apalagi dalam suasana alam semesta di terbuka inilah, kesempatan work from anywhere masih tetap bisa lakukan kapan saja.

Bahkan, sebelum atau sesudah meluangkan waktu sejenak untuk melakukan ziarah rohani ke Gua Maria Sendangsono. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here