Mensyukuri Karya Kasih Tuhan

0
1,093 views

UNGARAN – Senin (08/02/2016), sejak pukul 16.00 WIB Gereja Kristus Raja Ungaran dipenuhi dengan aktivitas dalam rangka Misa Syukur Menyambut Tahun Baru “Imlek” 2567. Nuansa merah mewarnai tata altar, dan busana yang dikenakan umat yang berdatangan ke gereja untuk turut serta dalam Misa Syukur tersebut. Di Gereja Kristus Raja Ungaran sendiri, ini merupakan tahun ketiga mereka menyelenggarakan Misa Syukur dalam rangka menyambut Tahun Baru dalam konteks budaya Tionghoa tersebut.

Jumlah Umat Katolik yang beretnis Tionghoa di Ungaran hanya 5,7% dari total 5.298 jiawa menurut statistik per 2015. Itu berarti, jumlah Umat Katolik yang beretnis Tionghoa hanya 301 jiwa saja. Namun demikian, sejak tiga tahun terakhir ini, mereka diberi kesempatan untuk mengekspresikan rasa syukur mereka dalam rangka menyambut Tahun Baru menurut penanggalan China (Chinesse Calendar). Ekspresi iman Katolik paling tepat untuk mengungkapan rasa syukur tersebut adalah dengan masuk ke dalam sumber dan puncak kehidupan beriman Katolik melalui Perayaan Ekaristi. Itu alasan Panitia menyelenggarakan Misa Syukur tersebut. Misa Syukur pun dihadiri oleh banyak umat, hingga gereja menjadi penuh. Perayaan Ekaristi dilayani oleh Romo Aloys Budi Purnomo Pr sebagai selebran utama bersama Romo Yakobus Sudarmadi Pr yang adalah Pastor Kepala Paroki Ungaran dan bertindak sebagai konselebran dalam perayaan tersebut.

10 Feb 2016 - Berita - Pic 2

Dalam homilinya, Romo Aloys Budi Purnomo Pr mengajak umat untuk senantiasa bersyukur dan menyadari bahwa Tuhan selalu berkarya dalam setiap peristiwa kehidupan kita sehari-hari. Misa Syukur dalam rangka menyambut Tahun Baru “Imlek” itu pertama-tama didasari oleh iman akan Yesus Kristus yang diutus Allah karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup abadi. Kehidupan abadi itu secara simbolik tampak dalam tradisi kuno perayaan Imlek di daratan Tiongkok. Perayaan Tahun Baru ini merupakan perayaan syukur atas berlalunya musim dingin yang mematikan menuju musim semi yang penuh pengharapan akan kehidupan yang bahagia. Namun kehidupan yang bahagia itu merupakan anugerah dari Tuhan sendiri.

Kecuali itu, Romo Budi juga menegaskan bahwa perayaan syukur ini juga menjadi ungkapan syukur dan doa kita kepada para pendiri Paroki Kristus Raja Ungaran. Dalam sejarah tercatat, perintis Paroki Kristus Raja Ungaran ternyata adalah warga keturunan etnis Tionghoa dan Indo-Belanda yang kala itu menjadi pengelola dan pengusaha untuk kebon pala dan kopi di sekitar Ungaran. Dari merekalah, cikal bakal iman Katolik itu bermula, bertumbuh dan berkembang hingga hari ini. Dan itu sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Kegigihan dan keuletan para perintis iman itulah yang membuat Gereja Paroki Ungaran bisa bertahan dan berkembang hingga hari ini. Kita tidak boleh melupakan peran mereka, para leluhur yang telah merintis benih-benih iman Katolik, yang ternyata berasal dari etnis Tionghoa dan Indo-Belanda. Tanpa harus menjadi diskriminatif, kini kita semua dikumpulkan sebagai murid-murid Yesus Kristus yang mengasihi kita semua sebagai umat-Nya. Maka kita diajak untuk terus melanjutkan semangat hidup yang ulet, tekun, gigih dalam membangun kehidupan yang inklusif, inovatif dan transformatif demi terwujudnya peradaban kasih bagi masyarakat kita yang sejahtera, bermartabat dan beriman.

Sebagai tanda syukur atas kesejahteraan, maka di penghujung perayaan Ekaristi, sebelum berkat penutup, dibagikanlah angpau kepada anak-anak dan kue keranjang kepada yang dewasa. Semua menerima dengan sukacita dan kemudian bersama-sama memohon berkat untuk kue tersebut, agar siapa pun yang menerima kue itu juga diberkati dan dimampukan untuk menjadi berkat bagi sesama dan semesta. Pembagian kue keranjang diiringi dengan nyanyian “Ku mau Cinta Yesus Selamanya” yang dibawakan secara spontan oleh anak-anak bersama Romo Darmadi dan Romo Budi.

10 Feb 2016 - Berita - Pic 3

Sesudah Misa Syukur, semua umat yang hadir dipersilahkan untuk menikmati hidangan sederhana, santap malam yang disiapkan oleh Panitia, yang dketuai oleh Om Han, salah satu tokoh Umat Paroki Ungaran yang sejak lama terlibat dalam pelayanan di Paroki tersebut. “Syukur pada Allah, Romo, semua berjalan lancar, umat yang hadir banyak, dan rejeki yang kita siapkan tidak kurang… Xie xie ya Romo…” begitu yang disampaikan oleh Om Han sebelum pulang ke rumahnya setelah semua acara selesai dilaksanakan.

“Semoga peristiwa budaya yang dibingkai dalam iman ini kian menumbuhkan semangat hidup bersama yang rukun, damai dan sejahtera. Xin nian kuai le. Gong xi fa cai. Wan shi ru yi. Shen ti jian kang. Zhu Yesus bao you ni men!” Itulah pesan penutup yang disampaikan Romo Budi kepada seluruh umat.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here