Menyusuri Jejak Warisan Budaya Masa Silam di Candi Boko Prambanan

0
128 views
Candi Boko Prambanan (Mathias Hariyadi)

ADA dua rute akses masuk ke kompleks maha luas Candi Boko Prambanan.

  • Pertama, naik undak-undakan tangga meninggi dari titik berangkat lahan parkir mobil.
  • Kedua, membawa motor atau mobil melalui jalan kampung menuju “ke atas” sehingga kendaraan bisa parkir di atas.

Saya pernah mencoba keduanya. Sama-sama menarik.

Yang pertama, butuh sedikit tenaga ekstra untuk mau ngos-ngosan menyusuri anak-anak tangga menuju ke titik ketinggian kompleks candi.

Yang kedua menarik, karena akan melewati jalanan pedesaaan dengan suguhan utama berupa panorama pemandangan sawah.

Di video ini, saya tampilkan rute perjalanan kedua: melewati jalan pedesaan dan menyaksikan panorama pemandangan sawah.

Posisi ketinggian di sebuah lahan perbukitan

Yang menarik dari tampilan Candi Boko Prambanan ini adalah letaknya di posisi ketinggian di sebuah wilayah perbukitan. Persisnya di titik ketinggian 196 meter dari permukaan laut.

Luasnya kompleks ini yakni 25 ha.

Eksis sejak abad VIII

Catatan sejarah menunjukkan, kompleks Candi Boko Prambanan ini eksis sejak abad VIII zaman Wangsa Syailendra atau Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno atau Mataram Hindu).

Hasil studi para ahli menunjukkan Candi Boko dulunya lebih merupakan sebuah “tempat tinggal” berupa kawasan hunian kaum ningrat yang dikelilingi benteng. Jadi bukan zona religius tempat pemujaan seperti candi-candi Hindu lainnya -katakanlah- Candi Prambanan.

Arti kata “boko”

Nama “boko” itu sendiri berasal dari legenda rakyat, di mana kata “boko” berarti “burung bangau”.

Raja Boko berarti “Raja Bangau” dan ia adalah ayah dari Loro Jonggrang.

Situs kompleks Candi Boko untuk pertama kalinya “ditemukan” oleh Van Boeckholzt  tahun 1790 yang kala itu menyatakan telah menemukan “kompleks reruntuhan bangunan” di atas sebuah lahan perbukitan.

Namun baru 100 tahun kemudian pasca “penemuan” itu, sebuah penelitian dilakukan oleh FDK Bosch yang kemudian menghasilkan sebuah “kesimpulan” inilah sisa-sisa “wajah” Keraton van Ratoe Boko.

PS: Sejarah sekilah Candi Boko Prambanan by Wiki

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here