Merayakan 75 Tahun Indonesia Merdeka dalam Kebersamaan di Novisiat MTB Yogyakarta

0
565 views
Ilustrasi: Suasana Upacara Bendera HUT RI ke 75 di Lapangan Novisiat MTB.

PAGI itu, tepatnya pukul 08.00 WIB, pasukan berjubah abu-abu berbaris tegap dan khidmat di lapangan badminton Novisiat Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda (MTB) Yogyakarta.

Momen ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah, sejak Novisiat Bruderan MTB ini berdiri tahun 1992. Inilah waktunya, ketika para Bruder Novis MTB memperingati dan memeriahkan HUT RI.

Tahun ini, kami bisa merayakan 75 tahun Indonesia Merdeka dengan upacara bendera penuh semangat. Tidak di luaran sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Tapi justru di Novisiat MTB Yogyakarta.

Penulis menjadi pembina upacara. Bersaput perasaan campuran sedih dan gembira. Di tengah pandemi covid-19, para novis MTB terus memancarkan wajah gembira. Menyambut hari kebebasan dari perbudakan penjajahan kolonial.

Untuk mendukung dan mengokohkan semangat bela Tanahair, sikap patriotisme dan nasionalisme terungkapkan satu hari sebelumnya tanggal 16 Agustus.

Mereka mengadakan perlombaan yang menciptakan serta meningkatkan sikap sportifitas, keakraban, persaudaran, dan solidaritas  di antara mereka melalui lomba permaian bola voli mini dan sepak takraw.

Mereka berusaha masukan paku ke dalam Botol ternyata lumayan susah karena membutuhkan konsentrasi.
Salah satu games merebut air Aqua.. berjuang seperti pahlawan merebut kemerdekaan.

Kegiatan ini disempurnakan, setelah upacara tanggal 17 Agustus. Lagi-lagi mereka membuat dinamika kelompok dengan games yang seru dan kocak. Misalnya permainan kursi goyang,  tali aqua, estafet air dan lomba memasukan paku ke dalam botol dengan diiringi musik daerah jenis musik pop NTT.

Dari games yang disajikan, nampak sekali keseruan dan keakraban masing-masing kelompok demi mencari kemenangan bersama. Bagi mereka bukan soal kelincahan dalam bermain, tetapi yang diutamakan adalah kekompakan dan keseruannya.

Selain itu,  alam permainan ini, juga tidak dikejar menang atau kalahnya. Tetapi bagaimana mereka mau berpartisipasi dan kompak dalam mengikuti perlombaan tersebut.

Menarik juga dalam situasi yang sama ada juga yang sibuk menyiapkan perlengkapan di lapangan, mulai dari sound-system, layar proyektor dan tikar, karena malamnya  ada acara pembagian hadiah, dan menonton film bersama dengan judul Tanah Surga Katanya.

‘Cuitan’ di balik Merah Putih

Bagi para Bruder Novis MTB, upacara  HUT Kemerdekaan di tengah pandemi covid-19 ini merupakan sebuah berkat. Sekaligus penyadaran diri, bagaimana meningkatkan relasi persaudaraan antar saudara sekomunitas yang dilandasi sikap patriotisme dan cinta  akan keberagaman sebagai warga NKRI.

“Biasanya  di tahun-tahun lalu, kami selalu mengadakan upacara HUT Kemerdekaan bersama keluarga besar Fransiskan Yogyakarta. Itu selalu diselenggarakan di Biara OFM Papringan dengan bebas tanpa menggunakan masker. Akan tetapi, tahun ini tampak sangat berbeda,” kata Br. Fransiskus, putera Lembata di Flores ini dengan mantap.

“Dalam situasi ini pun, saya masih bersyukur. Karena masih dapat mengikuti upacara bendera. Walaupun tidak bisa bernapas dengan leluasa dan rasanya sangat sesak,karena menggunakan masker. Apalagi saya menjadi petugas pengibar bendera,” tambahnya.

Bukan hanya itu saja. Sekalipun bertugas menjadi tim pengibar bendera bukanlah hal yang pertama kali bagi dia.

Konsentras dalam persiapan menangkap air dalam plastik yang dilemparkan oleh tim dalam kelompok.

“Tetapi saya tetap saja grogi. Selain itu, saya ingin memberi apresiasi bagi kita semua yang dengan semangat mengikuti upacara. Karena bagi saya, upacara 17 Agustus  tahun ini mempunyai makna sangat mendalam sekali. Yakni, bagaimana kita terlibat aktif dalam meneruskan semangat para pejuang para pahlawan kemerdekaan yang telah mendahului kita,” lanjut Bruder Frans yang sebelumnya pernah bercita-cita ingin menjadi polisi.

Rasanya tahun ini, kata dia, sungguh sangat berbeda dari tahun kemarin. Justru karena baru tahun ini, semua saudara dapat berkumpul untuk mengikuti upacara bendera bersama-sama. 

Bisa bersama

“Tiga tahun berturut-turut, kami para Bruder Novis MTB selalu mengadakan upacara secara terpisah. Ada sebagian yang mengikuti upacara di Papringan dan sebagian di Gereja Santo Paulus Pringgolayan,” kata Br. Orlando, Novis Tahun Kedua, saat ditanyai perasaannya tentang  upacara HUT RI ke-75.

“Bagi saya, tahun ini rasanya lebih spesial. Karena memang ini yang pertama kali diadakan upacara di Biara Novisiat MTB. Tidak hanya upacara, tetapi ada juga permainan yang mendukung rasa solidaritas dan keakraban dalam persaudaraan. Bagi saya, permainan ini bukan soal menang atau kalah tetapi yang penting adalah kekompakan, keharmonisan, dan kerjasamanya.”

Salah satu perlombaan HUT RI ke 75 adalah main takraw ball.
Suasana pembagian hadiah berupa keperluan harian misalnya sabun, odol, dan sampo.

“Selain itu, 17 Agustus kali  ini mempunyai makna yang sangat mendalam, bagaimana kita dapat mengenang kembali hasil jerih payah para pahlawan yang dahulunya telah berjuang untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” tambah penyuka gitaris dengan nada riang.

Tenyata ungkapan Bruder Frans dan Bruder Orlando menjadi peneguhan bagi teman Novis lainnya.

“Setiap kali mengikuti upacara bendera 17 Agustus, saya selalu terharu. Saat SMA juga saya sangat terharu, ketika seorang guru saya menjelaskan simbol dan makna dari warna bendera merah Putih,” kata Br. Hilarion mengenang upacara di sekolahnya dahulu.

Menurut alumnus SMAN 1 Anam Ruteng, NTT, tahun 2018 ini, banyak hal bisa dilakukan untuk memaknai 17 Agustus. Salah satunya  menghargai dan menghormati perjuangan para pahlawan. Juga menghayatinya sebagai momen sangat bersejarah yang tak pernah terpisahkan dari lahirnya bangsa Indonesia,” ungkap penyuka olahraga takraw ball ini penuh semangat.

“17 Agustus merupakan momen perjumpaan keberagaman suku  yang akhirnya dapat menjadi satu, karena berkat para pahlawan kita dipersatukan oleh bendera sangsaka merah putih sebagai lambang dari negara kita,” tambah  Hilaron yang juga sering disapa Rion ini.

Inilah untuk pertama kalinya Novisiat Bruder Maria tak Bernoda (MTB) bisa menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI.

Dikenang terus

Br. Matius mempunyai romantisme HUT RI ke-75 tahun. “Kalau membandingkan tahun ini dan tahun sebelumnya memang sangat terasa sekali perbedaannya. Hal ini membuat saya sangat terharu dan sedih. Apalagi tahun ini, upacara pun sampai menggunakan masker dan saling menjaga jarak,” ujar Matius Bruder Novis tahun kedua  ini.

Menurut putra Dayak ini, pada tahun sebelumnya, ia merasakan keseruan mengikuti upacara 17 Agustus bersama para keluarga besar Fransiskan-Fransiskanes Yogyakarta (Kekanta). Juga mengikuti malam tirakatan dan mengikuti aneka perlombaan di RT 22 Jeruk Legi beserta upacara bersama di halaman Gereja St. Paulus Pringgolayan Yogyakarta.

Semuanya momen ini menjadi kenangan yang tidak dilupakan selama pendidikan formasi di Kota Yogyakarta.

Akhirnya, semoga makna HUT RI ke-75 di hari Senin tanggal 17 Agustus 2020 menjadi kenangan mendalam. Tentang bagaimana kita tak henti-henti untuk menenunnya kembali kebersamaan dalam bingkai bangsa Indonesia yang terkenal dengan sebutan bangsa mutikultural dan pluralis.

Merdeka.. merdeka.. merdeka… Pekik kemerdekaan ini ternyata tetangga biara ikut bergembira dan menikmatinya.

PS: Dikerjakan bareng oleh Bruder Novis Ligorius MTB dan Br. Flavianus MTB.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here