Mewartakan Injil dalam Kemiskinan

0
276 views
Wartakan Injil

Kamis, 09 Juli 2020

Hos 11:1,3-4, 8c-9 dan Mat 10:7-15

Mewartakan Injil dalam kemiskinan adalah cita-cita para pengikut Yesus sejak zaman para rasul sampai saat ini. Seorang utusan tidak menggantungkan diri kepada siapa pun dan apa pun, selain Allah saja.

Karena itu, Yesus melarang para murid-Nya untuk membawa apa-apa, bahkan tongkat hanya untuk membantu kaki melangkah saat lelah juga tak boleh dibawa. “Solo Dios basta= Hanya Allah saja, cukup.” Demikian hendaknya menjadi pegangan para murid saat melakukan tugas perutusan.

Seorang utusan akan berangkat miskin dan akan tetap miskin di perjalanan, dan selalu menjadi “miskin” agar dia menjadi kaya dan berkelimpahan di dalam Kristus. Segala pelayanan mesti diberikan tanpa pamrih: “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma” (Mat 10:8). Bahkan seorang utusan akan mewartakan kemiskinan, tidak lain daripada Yesus yang tersalib. Hanya yang mengajar dalam kemiskinan, akan menaburkan benih baik dan menuai buah-buah Roh.

Yang berharap pada kasih Tuhan, akan diberkati dengan kasih dalam karyanya. Orang yang miskin dalam Tuhan, akan lebih menaruh harapan hanya pada Tuhan.

Saat menghadapi tantangan dalam tugas pewartaan, seorang utusan akan menerima penyelenggaraan Tuhan dengan penuh iman dan tenang hati, karena ia tahu dan percaya bahwa di belakangnya Tuhan sendiri yang mengikuti, menabur, menuai, menilai perbuatannya dan memberi upah dari ketekunanannya yakni “mewartakan Injil dalam kemiskinan.”

Allah yang Mahakasih, yang kasih-Nya tak terselami akan menyertai setiap utusan-Nya. Kita tak usah cemas dan ragu melaksanakan tugas perutusan, mewartakan injil dalam kemiskinan, karena Allah yang Mahakasih akan melengkapi apa yang kurang dalam hidup kita.

Sabda Tuhan: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here