Mgr. Ignatius Suharyo: Berkelahi tak Perlu Latihan

0
1,476 views
Pelantikan anggota pengurus Yayasan Atma Jaya. (Royani Lim)

JAJARAN pengurus  Yayasan Atma Jaya mulai hari Jumat tanggal 19 Januari 2018 ini telah diperkuat dengan empat orang anggota baru.

Mereka adalah Francisia Ery Seda, Wiwiek D. Santoso, Muliadi Rahardja, dan Teddy Sukojo Wijojo.

Yayasan yang menaungi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di kawasan Semanggi – Jakarta Selatan dan Rumah Sakit Atma Jaya di kawasan Pluit di Jakut ini memiliki tiga organ. Yakni,  pembina, pengawas, dan pengurus.

Ketua Pembinanya adalah  Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo.  Pada hari Jumat ini, beliau memimpin misa pelantikan keempat pengurus baru tersebut dan pengangkatan ulang Aswin Wirjadi sebagai Ketua Pengurus.

Tujuan rasul dipanggil

Dalam homilinya, Uskup Agung KAJ yang merangkap Ketua KWI ini melontarkan pertanyaan yang dijawab sendiri:  ‘Apa tujuan Yesus memanggil para rasul?’

Tujuan pertama adalah Yesus ingin memastikan perutusan yang Ia jalankan tidak berhenti di tengah jalan. Makan diperlukan pribadi-pribadi yang rela melanjutkan karya pewartaan. Tujuan ini yang harus ditempatkan sebagai nomor satu. Itu berarti,  murid yang dipanggil dulu dan sekarang adalah untuk melanjutkan pengutusan Yesu;  bukan pengutusan diri sendiri atau golongannya.

Tujuan kedua adalah Yesus ingin memastikan pesan yang Dia bawakan itu tidak mengalami distorsi dan tidak luntur di tengah jalan.

Yesus mengajar kembali selama 40 hari

Untuk tujuan kedua tersebut, Yesus kemudian mengajar kembali Para Rasul  selama 40 hari, usai kebangkitan-Nya. Pengajaran ini menuntun para murid agar mereka mampu menangkap pesan Yesus yaitu melaksanakan pewartaan sesuai pengutusan Yesus – bukan diri sendiri.

Hal ini selaras dengan pengutusan sekarang. Yakni, bahwa para ‘pelayan’ lembaga Katolik yang terpanggil itu diharapkan menerima tanggungjawab itu dengan rela dan dengan perasaan sukacita. Tugas mereka  adalah memastikan kelangsungan pencapaian cita-cita pendiri lembaga tersebut.

Berkelahi tak usah latihan

Poin kedua yang dipaparkan Uskup Agung KAJ yang memulai pendidikan di seminari dari usia belia 11 tahun ini adalah tentang keberagaman para rasul.

“Para rasul itu memiliki latar belakang dan watak yang berbeda-beda. Ada Mateus yang petugas pajak, Petrus yang nelayan. Wataknya juga beda-beda.  Dua bersaudara Yohanes dan Yakobus diberi julukan “Anak Petir’, Thomas yang selalu tidak percaya dengan orang lain. Ini contoh yang menggambarkan keberagaman para rasul tersebut,” jelas Mgr. Suharyo.

Mgr. Suharyo mengajak umat melihat kembali saat ketika Yesus wafat. Itulah saat di mana Para Rasul mulai kehilangan rasa percaya diri dan hidup berpencar sembari menyembunyikan diri. Mereka baru berkumpul kembali setelah kebangkitan Yesus.

“Para rasul itu dipersatukan.  bukan karena ajaran tetapi oleh semangat kematian,” cetus Uskup yang di masa kecilnya bercita-cita ingin menjadi polisi ini.

“Bekerjasama itu tidak gampang – diperlukan pengorbanan,” lanjut Mgr. Suharyo sambil guyon, “Tetapi, berkelahi tidak usah latihan.”

Yesus menjadi martir yang menyatukan Para Rasul dalam pelayanan dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Demikian diharapkan  dari para pengurus Yayasan Atma Jaya itu agar masing-masing mau berkerjasama dan berkorban demi perwujudan cita-cita pendiri Unika Atma Jaya.

Tugas rasul nomor satu rasul: menyertai Yesus

‘Apa tugas para rasul?’ Pertanyaan serupa ditanyakan Mgr. Suharyo kembali kepada calon imam, saat ia masih  bertugas sebagai dosen Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta selama puluhan tahun, sebelum akhirnya diangkat menjadi Uskup Agung KAS dan kemudian Uskup Agung KAJ.

Atas jawaban itu, maka para frater di Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan, Yogyakarta, waktu itu, lalu serempak kompak menjawab: ‘mewartakan Injil’.

“Jawaban yang bagus, tetapi salah,” jelas Uskup ahli Kitab Suci yang selalu mampu menjelaskan hal rumit dengan bahasa sederhana ini .

”Tugas nomor satu para rasul adalah untuk menyertai Yesus, baru tugas keduanya mewartakan  Injil.”

Kekhususan lembaga katolik

Menurut Uskup kelahiran Sedayu DIY pada 9 Juli 1950 ini, perbedaan lembaga Katolik dengan lembaga lain terletak pada inspirasi. Di lembaga Katolik, Yesus harus  merupakan inspirasi, bukan diri sendiri atau segolongan kepentingan.

Mgr. Suharyo lalu menutupi homilinya dengan berpesan agar para pengurus bekerjasama, mau berkorban dalam perjuangan bersama mewujudkan cita-cita luhur pendiri Atma Jaya: bagi Tuhan, negara, dan Tanahair.

Kerja sama dan guyub

Keempat pengurus baru dan ketua terpilih, ketika diminta Mgr. Suharyo menyampaikan beberapa patah kata di mimbar, maka semuanya mengamini pesan Uskup Militer ini.

Mereka menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dalam kekompakan dan persaudaraan yang guyub.

Dengan tambahan empat pengurus baru ini maka total terdapat 11 orang pengurus, tiga orang pengawas, dan lima orang pembina Yayasan Atma Jaya.

Proficiat dan selamat menjalankan perutusan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here