SEMAKIN banyak saudara kita yang lompat pagar. Kita pasti kecewa. Apalagi kalau dia pernah menjadi aktifis yang selama ini sangat sibuk membantu misi Gereja.
Tahu-tahu lompat pagar. Lalu kita bertanya-tanya, siapa yang bertanggungjawab?
“Tuduhan pertama jatuh pada pastornya. Kurang perhatian dari gembalanya. Itu yang selalu dikatakan umat. Dalam hal ini saya merasa menjadi terdakwa utama, seakan hidup saya tidak berdampak positif.”
Itu dikatakan Uskup Agung Palembang sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Sufragan Tanjungkarang dalam homilinya pada Perayaan Misa Krisma di Gereja Hati Kudus Yesus, Metro, Lampung Tengah, Selasa, 12 April 2022.
Sambil mengaku salah, Uskup Harun Yuwono mengajak keluarga-keluarga untuk menghidupi doa bersama. Menyekolahkan anaknya di sekolah katolik. Bergabung dengan tetangga yang seiman dan secara rutin berdoa bersama.
Lalu Uskup mengajak para imamnya untuk berjalan bersama seluruh umat dalam keselamatan dan hidup di hadapan hadirat Allah dengan penuh rasa syukur dan tanggungjawab.
Usai Misa Krisma, acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Diadakan juga potong kue Ulang Tahun Romo Dhani Indrata SCJ dan Romo Rafael Sudibyo SCJ. Perayaan Agung ini dihadiri oleh frater, bruder, suster, dan sejumlah umat.
Rekoleksi
Sebelum Misa Krisma berlangsung, diadakan rekoleksi bersama para imam. Rekoleksi yang berlangsung sekitar 1,5 jam ini dipimpin oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono di aula Paroki Hati Kudus Yesus, Metro.
Tema yang diusung adalah “Beriman Militan: Teguh Berdiri Bersama Elia”.
Uskup mengajak para romo untuk memiliki iman yang militan seperti yang dimiliki oleh Nabi Elia. Dialah nabi yang kata-katanya bertuah baik doa maupun kutuk.
Nabi Elia juga berani bertanding iman dengan 450 nabi baal, berani pula melawan raja-raja.
Semakin banyak orang murtad, Nabi Elia semakin beriman. Semakin banyak orang berdosa, Nabi Elia semakin kudus.
Semakin besar halangan yang dialami, Elia semakin mengandalkan Allah agar hukum-hukum-Nya dilaksanakan.