Milano di bawah Naungan Kardinal Angelo Scola

0
1,417 views

CL

MILANO bersorak-sorai. Bertepatan pada Pesta Santo Ireneus –murid Santo Polycarpus yang menjadi penerus Santo Yohanes Penginjil—Milano mendapatkan anugerah istimewa.  Tanggal 28 Juni lalu, Bapa Suci Paus Benediktus XVI resmi menunjuk Kardinal Angelo Scola menjadi Uskup Agung  Keuskupan Milano. Beliau menggantikan uskup lama yakni Kardinal Dionigi Tettamanzi yang dua tahun lalu mengajukan pensiun karena usia menua.

 

Usia tua Kardinal Scola tak jadi masalah bagi Milano yang disebut-sebut sebagai keuskupan paling besar di seluruh dunia. Yang pasti, penunjukan Sri Paus atas Kardinal Scola untuk memimpin wilayah gerejani Keuskupan Milano ini dianggap tepat dan layak.

Sebelum resmi diangkat menjadi Uskup Agung Milano, Kardinal Scola adalah patriark Venezia sejak tahun 2002. Sebelum menjabat Uskup Venezia, Scola dipercaya menjadi Rektor Universitas Lateran di Roma. Sebagai teolog, nama Scola cukup moncer di kalangan Vatikan.

Saat  diangkat menjadi Uskup Agung Milano, usia Kardinal Scola adalah  70 tahun. “Saya bangga  menyerahkan tugas ini kepada Kardinal Angelo Scola,” kata Kardinal Tettamanzi bicara tentang penggantinya ini.  “Uskup Agung yang baru  ini adalah seorang budayawan  besar, memiliki pengalaman  bervariasi. Beliau punya semangat dan gairah menggereja. Saya amat yakin, beliau akan memimpin keuskupan ini dengan bijaksana dan efektif,” tandas Kardinal Tettamanzi.

Putra daerah asli Milano

Ternyata Kardinal Scola adalah putra daerah asli Milano. Meski bangga menjadi putra daerah asli Milano dan sekarang dipercaya Paus memimpin keuskupan kota kelahirannya, tak ayal Kardinal Scola juga mengaku berat hati meninggalkan Venezia.

“Setelah 10 tahun memimpin Keuskupan Venezia, tentu saya harus jujur berani mengatakan ini adalah sebuah pengorbanan dan saya berat hati meninggalkan Venezia. Namun, karena Sri Paus sudah menugaskan saya ke Milano, maka saya pun menyambut gembira tugas pengutusan ini. Gereja Milano adalah tanah kelahiran saya. Di sana saya lahir dan menjadi dewasa dalam kehidupan dan iman,” ungkap Kardinal Scola dalam pesan perdananya menyapa Keuskupan Milano.

Lahir dari keluarga Lombard yang mengakrabi tradisi liturgi Ambrosian, Kardinal Scola berasal dari kota Malgrate, Provinsi Lecco. Catatan sipil setempat mencatat tanggal kelahirannya yakni 7 November 1941 dari keluarga sederhana.

Ayahnya berprofesi menjadi supir truk, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga sederhana.  Scola muda masuk Sekolah Tinggi di Lecco dan belajar filsafat di salah satu universitas katolik ternama.  “Dia sangat cerdas dan saya tak ragu memberi nilai kepadanya dengan predikat cum laude (dengan pujian),” kenang  Prof. Emanuele Severino mengenang Scola.

Communion and Liberation

Selain cemerlang dalam karir akademiknya, Kardina Scola juga dikenal sebagai seorang pribadi  yang hangat. Ia sangat aktif  dan menjalin kontak hangat dengan Gerakan Awam Katolik Communion and Liberation (CL) dan tak terkecuali Don Giussani,  pendiri  komunitas gerakan itu. Persahabatan  itu mereka rintis sejak keduanya masih muda, ketika Scola aktif dalam kegiatan Azione Cattolica (Aksi Katolik).

Keikutsertaannya yang aktif  di Gerakan Awam Katolik CL membawa Scola terlibat dalam penerbitan  majalah internasional Communio.  Berkat majalah ini, Scola lalu terhubungkan dengan para teolog besar seperti  Henri de Lubac dan Hans Urs von Balthasar.  Bersama Hans Urs von Balthasar,  Scola telah menerbitkan dua buku hasil wawancanhya dengan teolog besar Swiss  ini.

Scola juga orang di balik suksesnya publikasi majalah Oasis.

Belajar teologi di Freiburg

Scola masuk Seminari Venegono dan ditahbiskan imam di Teramo 18 Juli 1970.  Selepas tahbisan imamat, dia belajar teologi lanjutan di  Freiburg, Jerman dan meraih gelar doktor.  Setelah mengajar di alma mater-nya di Freiburg, Scola ditugaskan mengajar teologi di Universitas Lateran.

Di lingkungan Vatikan, Kardina Scola dipercaya menjadi konsultan Kongregasi untuk Doktrin Iman pada tahun 1986 hingga 1991.

Setelah menjabat Uskup Grosseto (1991-1995), Kardinal Scola dipercaya memimpin Universitas Lateran dan mulai 29 September  1991 juga ditugaskan Paus Yohanes Paulus II memimpin Institut Kepausan yang berkecimpung dalam bidang konsultasi pernikahan dan keluarga.

Sejak 5 Januari 2002,  Paus Yohanes Paulus II mengangkat Scola menjadi Uskup Venezia menggantikan  Kardinal Marco Ce. Setahun kemudian, Scola diangkat menjadi kardinal.

Shirley Hadisandjaja Mandelli, aktivis  gerakan awam katolik CL Wilayah Lomellina, Italia Utara.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here