MENYAMBUT Hari Raya Tahun Baru imlek, 2568, yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2017, umat Paroki Katedral Atambua, Belu, NTT, khususnya etnis Tionghoa, merayakan ekaristi bersama di Gereja Katedral Atambua. Misa dipimpin Rm. Stefanus Boisala Pr, pastor paroki Katedral Atambua, didampingi oleh Rm. Jhon Subani,Pr dan Rm. Yoseph Ukat Pr.
Rm. Stef Boisala Pr, dalam homilinya menekankan tentang waktu sebagai pemberian Tuhan yang harus disyukuri, tetapi juga mengingatkan kita untuk waspada dan berhati-hati, serta bijaksana dalam mengambil keputusan.
“Kini kita memasuki tahun 2017, yang dikenal sebagai Tahun Ayam Api. Ada yang mengatakan bahwa Tahun Ayam Api adalah waktu yang membawa kesempatan dan membuka peluang untuk sebuah usaha. Ada juga yang mengatakan bahwa Tahun Ayam Api ini menjadi tahun keberuntungan bagi merek yang lahir pada tahun-tahun tertentu dengan kelipatan 12,” katanya.
“Tiap tahun, apa pun namanya, itu adalah waktu pemberian Tuhan bagi kita manusia, dengan segala berkat dan rahmatnya. Tahun ini mengingatkan kita untuk waspada dan hati-hati, di perjalanan dan juga, waspada dan hati-hati dalam segalanya. Bijak dalam mengambil keputusan, jangan sampai salah mengambil keputusan dan salah mengambil langkah,” imbuhnya.
Perayaan ekaristi dengan nuansa khas ini dimeriahkan oleh koor Paduan Suara Abdipraja Atambua. Hadir dalam perayaan ekaristi, Bupati Kabupaten Belu Willy Lay bersama ibu, serta sejumlah besar umat etnis Tionghoa lainnya.
Gong Xi Fat Choi. Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2568. Semoga kesejahteraan lahir bathin selalu mewarnai hidup kita karena Tuhan sayang kita.