Misa Tirakatan Paroki Sidareja untuk 70 Tahun Indonesia Merdeka

0
1,360 views

DEKORASI  Paroki St. Yoseph Sidareja begitu meriah aneka bendera Merah Putih. Sebab, tanggal 16 Agustus 2015 jam 17.00, Paroki St. Yoseph Sidareja mengadakan misa Tirakatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Misa kali ini berbeda dari misa tahun lalu. Misa diiringan koor dari OMK St. Yoseph Sidareja dan band dari OMK. Misa dipimpin oleh Rm. Fransiskus Widyantardi. Rm. Christy bermain musik bersama dengan band OMK.

Misa dihadiri seluruh umat paroki, baik stasi maupun lingkungan. Sehingga, gereja tampak penuh. Tahun ini, Panitia yang dilaksanakan OMK St. Don Bosco Sidareja mengadakan lomba tumpeng antar stasi lingkungan dan memilih umat yang berpakain unik dan kreatif. Ada 10 tumpeng dari 6 stasi, 3 lingkungan, dan 1 Legio Maria. 1 stasi tidak ikut karena menjelang misa ada umat meninggal. Sehingga setelah acara selesai, Rm. Christy dan beberapa umat melayat. Antusias umat dalam misa kali ini sangat baik. Hal ini terlihat dari pakaian yang dikenakan, antaralain pakaian adat, pakaian petani, pakaian tentara, pakaian kreatif ala anak muda, dan pakaian merah putih.
Misa dimulai pukul 17.05. Misa diawali dengan pembacaan refleksi kemerdekaan Indonesia dengan judul “Perahu Retak”. Dalam refleksi ini, negara diibaratkan seperti perahu negeri yang sedang retak. Banyak kebocoran terjadi dimana-mana. Tugas dan tanggungjawab kita sebagai warga negara menambal perahu negeri yang sedang retak. Setelah pembacaan refleksi, 2 OMK membawa 2 bendera merah putih dan kuning putih dengan maksud 100% Indonesia 100% Katolik. Seorang pemimpim upacara mengajak seluruh umat untuk berdiri dan hormat kepada Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Lagu pembuka dengan judul Berita Cuaca karya Gombloh menjadi pengiring perakan petugas liturgi dan romo. Para suster novis FMMI menjadi misdinar dalam misa kali ini.
Dalam homili, Rm. Widyantardi menyinggung makna 100% Indonesia dan 100% Katolik. Selain itu, tumpeng direfleksikan dengan baik oleh Rm. Widyantardi dalam homili. Menjadi 100% Indonesia berarti menjaga, melindungi, mengembangkan, mencintai, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menjadi 100% Katolik berarti Katolik yang cinta damai, yang cinta persaudaraan, yang berprikemanusiaan, yang cinta damai. Tumpeng merupakan simbol orang yang bersyukur. Bentuk kerucut ke atas menandakan orang yang sembahyang kepada Tuhan.
Misa selesai jam 19.00. Seluruh umat berpindah tempat ke taman doa Goa Maria Sorlemsid. Panitia menilai 10 tumpeng dan pakaian terunik. Puji Tuhan donatur dari paroki sangat banyak. Sehingga ada banyak umat mendapat hadiah hiburan dari hasil penilaian juri dan kuis seputar negara dan gereja. Pemenang tumpeng sebagai berikut; juara 1 Stasi Gendiwungcagak dengan hadiah Rp. 500.000. Juara 2 Stasi Penyarang dengan hadiah Rp. 300.000. Juara 3 Ling. Carolus dengan hadiah Rp. 200.000.
Acara dilanjutkan dengan makan bersama sembari menikmati panggung gembira orgen tunggal. Umat bergembira dan bersyukur atas kegiatan tirakatan di gereja.kegiatan ini menjadi sarana berkumpul seluruh umat separoki. Acara selesai sekitar jam 21.00. Terimakasih Tuhan atas kemerdekaan yang diberikan secara cuma-cuma. Kini kita mengisi kemerdekaan dengan hal baik dan positif.
Feelfree 100%Indonesia-100%Katolik.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here